Skybar, salah satu klub malam paling terkenal di Timur Tengah, telah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil di Beirut setelah serangan besar-besaran oleh Israel. Klub ini terkenal sebagai tempat bagi orang-orang kaya dan terkenal di Beirut, di mana mereka biasa membayar hingga 100 dolar untuk masuk, bahkan di tengah krisis.
Pada akhir September, Israel melancarkan serangan udara yang menghancurkan markas besar bawah tanah Hisbollah di Dahiyeh, sebuah kawasan padat penduduk yang mayoritasnya adalah komunitas Syiah di selatan Beirut. Tujuan utama dari serangan ini adalah untuk menargetkan Hassan Nasrallah, pemimpin Hisbollah.
Setelah serangan tersebut, ribuan warga sipil melarikan diri dari pinggiran selatan Beirut. Banyak di antara mereka mencari tempat aman untuk berlindung dari kekacauan dan ketakutan yang melanda daerah tersebut. Skybar, yang biasanya dipenuhi dengan musik dan tari, berubah menjadi tempat perlindungan sementara bagi mereka yang mencari perlindungan.
Situasi di Dahiyeh sangat menegangkan. Banyak keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari keamanan di tempat lain. Skybar, dengan pemandangan indah kota Beirut, kini menjadi tempat yang tidak biasa bagi mereka yang berharap untuk menemukan ketenangan di tengah gejolak.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana konflik dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang, termasuk tempat-tempat yang biasanya hanya untuk bersenang-senang. Skybar, yang dikenal sebagai simbol kemewahan, kini menjadi simbol harapan bagi mereka yang kehilangan segalanya.
Seiring waktu berlalu, banyak warga sipil masih mencari jalan keluar dari situasi sulit ini. Mereka berharap untuk segera kembali ke rumah dan menjalani kehidupan normal mereka kembali. Namun, untuk saat ini, Skybar menjadi salah satu tempat di mana mereka bisa merasa sedikit lebih aman di tengah ketidakpastian yang melanda negara mereka.