Pada bulan Agustus 1997, dunia Hollywood mengalami perubahan besar. Dua pengusaha teknologi duduk di sebuah kafe di Santa Cruz, California, dan mengusulkan sebuah ide yang akan mengubah cara orang menikmati film. Mereka menciptakan bisnis penyewaan dan penjualan DVD berbasis langganan yang dikenal sebagai Netflix.
Di awal perjalanannya, Netflix hanya menawarkan 1.000 film untuk streaming, jauh lebih sedikit dibandingkan 70.000 film yang tersedia dalam bentuk DVD. Teknologi yang diterapkan oleh Netflix saat itu sangat maju sehingga butuh waktu bertahun-tahun bagi masyarakat untuk mengadopsi internet broadband secara luas.
Namun, ketika koneksi internet semakin cepat dan dapat diakses oleh lebih banyak orang, popularitas platform Netflix meningkat pesat. Dalam waktu singkat, layanan streaming ini melampaui bisnis penyewaan DVD tradisional yang mereka jalankan sebelumnya. Saat ini, Netflix memiliki lebih dari 282,7 juta pelanggan di seluruh dunia, menjadikannya salah satu perusahaan media paling berharga di dunia.
Perubahan ini mengejutkan banyak perusahaan media tradisional yang tidak melihat pergeseran besar ini akan terjadi. Kini, banyak orang bertanya-tanya, apakah konten streaming akan menjadi babak akhir bagi Hollywood?
Dengan teknologi yang terus berkembang dan semakin banyaknya orang yang beralih ke layanan streaming, masa depan industri film dan televisi terlihat sangat berbeda dari yang pernah dibayangkan. Netflix tidak hanya menjadi platform untuk menonton film, tetapi juga mengubah cara kita mengonsumsi hiburan. Hal ini menandakan bahwa kita sedang berada di tengah-tengah revolusi media yang baru.