Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik Worldcoin dan WorldID. Keputusan ini diambil setelah adanya laporan dari masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan digital tersebut.
Menurut Alexander Sabar, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko. "Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat," jelasnya.
Kemkomdigi juga berencana untuk memanggil pejabat dari PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara untuk meminta klarifikasi mengenai dugaan pelanggaran yang terkait dengan layanan tersebut. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyikapi masalah yang muncul di dunia digital.
Sementara itu, Tools for Humanity (TFH), perusahaan yang mengembangkan layanan WorldID dan WorldCoin, telah memberikan respon terkait pembekuan izin operasionalnya oleh pemerintah Indonesia. Mereka menyatakan harapan untuk dapat terus melanjutkan dialog yang konstruktif dan suportif dengan pihak pemerintah.
Dalam pernyataannya, TFH mengatakan, "Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya." Pernyataan ini menunjukkan bahwa TFH ingin menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.
Keputusan ini diambil setelah pembekuan izin operasional yang dilakukan sejak Minggu, 4 Mei. Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap layanan digital dan selalu melaporkan aktivitas yang mencurigakan.
Kemkomdigi Worldcoin WorldID pembekuan aktivitas mencurigakan