Pengeluaran militer global mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2024, mencatatkan angka tertinggi dalam sejarah. Menurut laporan terbaru dari Institut Penelitian Perdamaian Stockholm (SIPRI), total pengeluaran untuk militer di seluruh dunia mencapai 2,72 triliun dolar AS (sekitar 2,38 triliun euro). Ini merupakan kenaikan inflasi sebesar 9,4 persen dibandingkan tahun 2023, dan merupakan peningkatan terbesar dari tahun ke tahun sejak 1988.
Di Jerman, pengeluaran untuk militer mencapai 88,5 miliar dolar AS (sekitar 77,6 miliar euro). Untuk pertama kalinya sejak reunifikasi, Jerman menempati posisi teratas di antara negara-negara di Eropa Tengah dan Barat dalam hal pengeluaran militer. Secara global, Jerman berada di peringkat keempat, setelah Amerika Serikat di posisi pertama, diikuti oleh China dan Rusia di posisi kedua dan ketiga.
Pada tahun 2023, hanya sebelas anggota NATO yang memenuhi target pengeluaran militer, yaitu minimal dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Namun, pada tahun 2024, jumlah anggota NATO yang memenuhi target ini meningkat menjadi 18 dari 32 negara anggota. Kenaikan tajam dalam pengeluaran militer di kalangan anggota NATO di Eropa dapat dijelaskan oleh ancaman yang terus berlanjut dari Rusia serta kemungkinan penarikan diri Amerika Serikat dari aliansi tersebut.
Di Timur Tengah, meskipun pengeluaran militer secara keseluruhan meningkat, hanya Israel dan Lebanon yang mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pengeluaran militer Israel meningkat hingga 65 persen, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967, mencapai 46,5 miliar dolar AS (hampir 41 miliar euro).
Penting untuk dicatat bahwa pengeluaran militer dari China, Rusia, dan Arab Saudi dalam laporan ini berdasarkan estimasi, sehingga angka yang sebenarnya bisa berbeda.
pengeluaran militer Jerman NATO SIPRI 2024