Breaking News
Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun     Menteri Keuangan Israel Utarakan Pendapat Kontroversial soal Tawanan     Israel Cabut Visa 27 Politisi Prancis Jelang Kunjungan     Gravedigger Syiria Ungkap Identitas Setelah Bantuan Hukum     Polisi Israel Batalkan Larangan Gambar Anak Palestina    

Tiongkok Balas Tariff AS dengan Kenaikan Pajak yang Sama

Tiongkok, 9 April 2025 – Setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meluncurkan perang dagang terbarunya dengan Tiongkok, negara tersebut kini mengambil langkah balasan. Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan mengenakan tarif setara sebesar 34% pada semua barang asal AS. Langkah ini merupakan respons terhadap tarif yang dikenakan oleh Trump yang dianggap tidak adil.

Dalam beberapa waktu terakhir, Tiongkok terlihat menghindari untuk membalas dengan cara yang sama seperti AS. Namun, situasi berubah setelah ancaman Trump untuk menambahkan 50% pajak baru jika Tiongkok tidak segera menghentikan tindakan balasannya. Selasa lalu, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan bahwa mereka siap untuk bertarung "hingga akhir".

Selain mengenakan tarif, Tiongkok juga akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap perusahaan-perusahaan asal AS dan membatasi ekspor mineral langka. Mineral langka adalah bahan baku penting yang digunakan dalam berbagai teknologi modern, termasuk elektronik dan energi terbarukan.

Pertikaian perdagangan ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara. Banyak pengamat ekonomi khawatir bahwa konflik ini dapat berdampak negatif pada perekonomian global. Perang dagang dapat mengakibatkan kenaikan harga barang dan ketidakpastian dalam pasar internasional.

Dengan langkah ini, Tiongkok ingin menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap tindakan yang dianggap merugikan mereka. Masyarakat dunia kini menunggu perkembangan lebih lanjut dari konflik ini dan bagaimana reaksi kedua negara ke depannya.

Perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat bukanlah isu yang baru. Sejak beberapa tahun yang lalu, kedua negara telah terlibat dalam serangkaian negosiasi dan konflik terkait perdagangan. Namun, dengan kebijakan tarif yang semakin ketat, banyak yang bertanya-tanya apakah ada jalan damai yang dapat ditemukan di antara kedua raksasa ekonomi ini.

Ketegangan yang terjadi tidak hanya berdampak pada kedua negara, tetapi juga pada negara-negara lain yang terlibat dalam perdagangan global. Semua mata kini tertuju pada bagaimana kedua belah pihak akan menyelesaikan masalah ini.

library_books Nikkeiasia