Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Pada tanggal 10 Maret 2025, China mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan tarif tambahan terhadap sejumlah barang impor dari AS.
Menurut laporan dari Sputnik, tarif tambahan ini akan dikenakan khususnya pada produk pertanian yang diimpor dari AS. Keputusan ini diambil sebagai bentuk balasan atas bea masuk yang sebelumnya dikenakan oleh AS terhadap barang-barang yang berasal dari China.
Rencana tarif tambahan ini akan mulai berlaku pada hari ini. China berencana untuk mengenakan tarif sebesar 15 persen untuk berbagai produk pertanian. Produk-produk yang akan terkena tarif ini termasuk daging ayam, gandum, jagung, dan kapas.
Langkah ini menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua negara masih jauh dari selesai. Perang dagang sudah berlangsung selama beberapa tahun dan mempengaruhi banyak sektor ekonomi di kedua negara. Tarif yang dikenakan ini dapat berdampak pada harga barang di pasar dan memengaruhi petani serta produsen di AS.
Dengan adanya kebijakan ini, para pelaku bisnis dan masyarakat perlu mengikuti perkembangan situasi ini. Perubahan tarif dapat berpengaruh pada daya beli konsumen dan juga stabilitas ekonomi di kedua negara.
Ini adalah perkembangan penting yang patut diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional.