Hamas, kelompok yang berkuasa di Jalur Gaza, menolak usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Usulan tersebut ingin membawa pembebasan sejumlah kecil sandera Israel dan menghentikan permusuhan selama 30 hari, namun tidak termasuk penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Sumber-sumber dekat dengan Hamas mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka telah secara resmi menolak proposal ini, meskipun ada laporan di media Israel yang menyebutkan bahwa proposal tersebut masih dalam pertimbangan. Hamas menegaskan bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata harus mencakup penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Usulan awal dari kesepakatan baru ini mencakup pembebasan antara 11 hingga 14 warga Israel, termasuk perempuan dan orang tua, sebagai imbalan untuk sejumlah tahanan Palestina yang tidak disebutkan jumlahnya dan gencatan senjata selama 30 hari. Meskipun proposal tersebut tampak tidak mungkin untuk dilaksanakan, pejabat-pejabat yang terlibat dalam pembicaraan mengatakan kepada outlet berita Israel, Maariv, bahwa pejabat Amerika berharap untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum pemilihan umum AS pada 5 November.
Sejak 5 Oktober, militer Israel meluncurkan serangan baru di utara Jalur Gaza. Serangan ini mengikuti rencana kontroversial yang diajukan kepada pemerintah Israel, yang bertujuan untuk mengosongkan utara Gaza dan mendirikan "zona militer tertutup". Tindakan ini dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang menyebutnya sebagai pembersihan etnis.
Menurut rencana tersebut, siapa pun yang tetap tinggal di daerah tersebut akan dilabeli sebagai anggota Hamas dan bisa dibunuh. Kejadian ini menjadi perhatian dunia internasional dan menimbulkan kekhawatiran mengenai hak asasi manusia di wilayah konflik.
Hamas terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dalam situasi yang semakin sulit ini, sementara situasi di Gaza semakin memburuk.
Laporan ini mencerminkan kompleksitas dan ketegangan yang terjadi di wilayah tersebut, yang melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Ke depan, bagaimana situasi ini akan berkembang masih menjadi tanda tanya besar.