Dalam beberapa waktu terakhir, upaya Israel untuk mengusir UNRWA, lembaga PBB yang membantu pengungsi Palestina, semakin intensif. Hal ini dianggap sebagai bagian dari upaya untuk memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, di mana banyak warga Palestina yang mengandalkan bantuan untuk bertahan hidup.
UNRWA telah berperan penting dalam memberikan makanan, bantuan medis, dan tempat tinggal bagi warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan. Dalam lebih dari satu tahun terakhir, saat Israel menerapkan kebijakan yang disebut sebagai teror kolonial, UNRWA tetap berada di garis depan dalam usaha menjaga hidup rakyat Palestina.
Situasi ini menunjukkan adanya ketegangan antara Israel dan lembaga PBB. Israel tidak hanya berkonflik dengan UNRWA tetapi juga dengan berbagai organisasi kemanusiaan lainnya. Di Gaza, Israel dilaporkan melakukan serangan terhadap staf kemanusiaan PBB, yang membuat situasi semakin memprihatinkan.
Lebanon juga tidak luput dari dampak ini, di mana pasukan perdamaian PBB mengalami serangan dari pihak Israel, termasuk penggunaan gas dan penggempuran. Israel tampaknya berusaha merobohkan lembaga-lembaga yang membantu pengungsi dan mengabaikan keputusan dari badan peradilan tertinggi PBB.
Dalam konteks ini, banyak yang berpendapat bahwa Israel telah berhenti mengakui nilai-nilai PBB dan institusinya. Ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai status Israel sebagai anggota komunitas internasional. Beberapa pengamat menyarankan agar PBB mempertimbangkan untuk mencabut keanggotaan Israel sampai negara tersebut menghentikan praktik genosida dan menghapus rezim apartheid yang ada.
Perkembangan ini menjadi sorotan global, dan banyak pihak mendesak agar PBB mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap Israel demi melindungi hak asasi manusia dan mencegah lebih banyak tragedi kemanusiaan di Gaza dan wilayah sekitarnya.