Breaking News
Krisis Politik di Israel: Perdebatan antara Kesehatan Mental dan Radikalisasi     Upaya Penyelamatan Berlanjut di Valencia Setelah Banjir Besar     Kritik Terhadap Kepedulian Iklim Para Intelektual Barat     Gerakan Nasional Tak Terikat Dapat Dana Besar dari PAC Demokrat     Perkembangan Terbaru Konflik Israel dan Palestina    

Pensiunan Jenderal Israel Sarankan Genosida Terhadap Palestina

Pensiunan Jenderal Israel Sarankan Genosida Terhadap Palestina

Pensiunan Mayor Jenderal Giora Eiland, sosok penting dalam struktur keamanan Israel, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial mengenai warga Palestina di Gaza. Eiland, yang pernah menjabat sebagai penasihat keamanan nasional untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah mengungkapkan pandangannya yang ekstrem sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Dalam serangkaian artikel yang diterbitkannya, Eiland menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara warga sipil dan kombatan dalam konteks konflik ini. Ia berpendapat bahwa untuk mengakhiri perang, Israel harus melawan seluruh sistem yang mendukung Hamas, bukan hanya pasukan tempurnya. “Kita harus melawan seluruh sistem lawan,” tulisnya.

Eiland menyarankan agar wanita dan anak-anak di Gaza juga diabaikan dalam upaya ini, dengan alasan bahwa mereka akan melahirkan generasi baru "teroris". Pandangan ini tidak bisa dianggap sepele, mengingat Eiland adalah tokoh yang dihormati di komunitas militer dan intelijen Israel, yang merupakan pusat kekuasaan utama dalam masyarakat Israel.

Untuk lebih memperkuat pandangannya, Eiland membentuk kelompok yang terdiri dari pejabat militer dan intelijen lainnya yang sepaham. Mereka merancang sebuah rencana dua tahap yang dikenal sebagai "Rencana Jenderal" untuk Gaza, yang mencakup langkah-langkah ekstrem yang berpotensi mengarah pada genosida.

Saat ini, terdapat sekitar 400.000 warga Palestina yang berlindung di bagian utara Gaza. Eiland berencana untuk mengusir mereka secara permanen dan menghancurkan segala sesuatu yang mendukung kehidupan di wilayah tersebut. Menurut rencananya, Israel akan memberikan waktu satu minggu bagi mereka yang masih berada di sana untuk mengungsi, setelah itu mereka akan dianggap sebagai kombatan.

Setelah warga sipil diusir, wilayah tersebut akan dikenakan blokade total, yang mencakup larangan terhadap semua gerakan masuk dan keluar serta larangan terhadap pengiriman pasokan, termasuk makanan, bahan bakar, dan air.

Pernyataan dan tindakan Eiland mengundang banyak kritik dan kekhawatiran tentang implikasi kemanusiaan dari rencana tersebut, yang dapat memperburuk situasi di Gaza dan menambah penderitaan rakyat Palestina.

library_books Middleeasteye