Pertemuan tahunan BRICS tahun ini diadakan di Kasan, Rusia, dan menjadi ajang penting bagi Presiden Rusia, Wladimir Putin, sebagai tuan rumah dari Gipfel ke-16 ini. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk perdana menteri dari India, China, dan Afrika Selatan. Namun, Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva, tidak dapat hadir karena cedera.
Bagi Putin, pertemuan ini merupakan salah satu peristiwa politik terpenting tahun ini. Ia ingin menunjukkan bahwa meskipun Rusia menghadapi sanksi dari negara-negara Barat akibat konflik di Ukraina, Rusia tidak terisolasi. Putin juga memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun tatanan dunia baru yang tidak didominasi oleh Amerika Serikat.
Dalam pembukaannya, Putin mengungkapkan keyakinannya tentang munculnya "tatanan dunia multipolar". Ia menegaskan bahwa proses pembentukan tatanan ini adalah dinamis dan tidak dapat diubah. Putin juga menyatakan bahwa lebih dari 30 negara telah menunjukkan minat untuk bergabung dengan aliansi ini.
Pertemuan di Kasan berlangsung selama tiga hari dan dihadiri oleh total 36 negara. Selama lebih dari satu dekade, kelompok BRICS terdiri dari lima negara, yaitu Rusia, Brasil, India, China, dan Afrika Selatan. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, negara-negara seperti Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab juga bergabung.
Saat ini, Arab Saudi menunjukkan ketertarikan untuk bergabung, dan Turki, Azerbaijan, serta Malaysia telah secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi anggota. Beberapa negara lainnya juga telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan BRICS.
Dengan pertemuan ini, BRICS berupaya untuk memperkuat kerjasama di antara anggotanya dan menghadirkan alternatif baru dalam tatanan global yang sedang berubah.