CNN baru-baru ini menghadapi kecaman akibat artikel yang membahas kesehatan mental tentara Israel yang dikerahkan di Gaza. Artikel berjudul "Tentara Israel yang Kembali Dari Perang Berjuang dengan Trauma dan Bunuh Diri" diterbitkan pada hari Senin. Dalam artikel ini, CNN mewawancarai keluarga dan rekan seorang tentara Israel, Eliran Mizrahi, yang meninggal akibat bunuh diri setelah mengalami gangguan stres pascatrauma setelah kembali dari Gaza.
Artikel tersebut mengangkat isu kesehatan mental tentara, tetapi banyak pengguna media sosial menganggapnya sebagai upaya untuk "memanusiakan" tentara Israel dan membenarkan tindakan mereka di Gaza. Mereka merasa bahwa artikel ini mengabaikan aspek hukum dan kemanusiaan dari tindakan Israel dalam konfliknya dengan Gaza. Saat ini, Israel menghadapi tuduhan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang di pengadilan internasional.
Jehad Abusalim, direktur Institute for Palestine Studies, mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengatakan, "Sementara para pembunuh ini melakukan tindakan genosida dan pembunuhan yang mengerikan di abad ke-21, media Barat seperti CNN justru menyoroti perjuangan pribadi mereka dengan trauma, seolah-olah itu bisa membenarkan kejahatan yang mereka lakukan di Gaza."
Beberapa orang juga menunjukkan bahwa Eliran Mizrahi, tentara yang menjadi pusat cerita tersebut, adalah pengemudi buldoser D-9 yang "membersihkan" mayat dan puing-puing. Hal ini baru disebutkan pada sepertiga bagian artikel. Sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober 2023, banyak laporan mengenai tank dan buldoser Israel yang menghancurkan warga sipil Palestina telah dipublikasikan, termasuk oleh Middle East Eye.
Kecaman terhadap artikel ini menunjukkan betapa sensitifnya isu ini, terutama di tengah konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Kritik terhadap media sering kali muncul ketika mereka dianggap tidak memberikan gambaran yang seimbang tentang situasi di lapangan.