Perayaan Hari Tani Nasional 2025 di Kabupaten Probolinggo menjadi momen penting untuk membahas dan mengingatkan kembali tentang berbagai masalah yang dihadapi para petani. Acara ini diharapkan dapat memperkuat suara petani dan mendorong pemerintah untuk lebih peduli terhadap nasib mereka. Di Kabupaten Probolinggo, mayoritas petani menanam tiga komoditas utama, yaitu jagung, padi, dan tembakau. Sayangnya, mereka harus membeli semua kebutuhan produksinya dari luar, mulai dari benih yang didominasi perusahaan besar hingga air untuk irigasi yang semakin sulit didapatkan karena pengelolaan irigasi yang tidak baik.
Selain itu, krisis iklim yang semakin memburuk juga menyebabkan penurunan hasil panen dan meningkatkan risiko gagal panen. Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di sekitar wilayah ini menjadi faktor tambahan yang memperparah kondisi lahan petani. Petani di daerah Kecamatan Paiton, Kotaanyar, dan Pakuniran mengeluhkan berkurangnya kesuburan tanah serta menurunnya kualitas hasil panen akibat paparan abu batu bara dari PLTU.
Kebijakan pertanian di Kabupaten Probolinggo selama ini cenderung bersifat top-down, tanpa melibatkan langsung petani dalam pengambilan keputusan. Contohnya, harga panen tembakau yang ditentukan sepihak oleh tengkulak dan gudang, serta target tanam yang tidak disosialisasikan dengan baik kepada petani. Masalah pupuk juga sering muncul karena distribusinya tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Akibatnya, pemerintah Kabupaten Probolinggo sering kali pasif dan tidak berani campur tangan dalam mengatur harga beli dan kualitas tembakau yang penentuannya cenderung subjektif dan berdasarkan grader.
Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional 2025, berbagai kegiatan akan diadakan seperti salawatan, nonton bareng (Nobar), dan diskusi yang melibatkan tokoh-tokoh penting. Di antaranya Gus Muhammad Al-Fayyadl, penulis buku "Teologi Negatif Ibn ‘Arabi"; Pak Mudzakir, Ketua Aspekpro; dan Romi Eriyanto dari WALHI Jatim.
Acara ini akan berlangsung pada hari Rabu, 24 September 2025 mulai pukul 19.00 WIB (setelah waktu Maghrib) bertempat di Rumah Haji Hasan Basri, Talkandang Kotaanyar. Ini menjadi momen penting untuk mengingatkan semua pihak agar lebih peduli dan memperjuangkan hak-hak petani demi masa depan pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan.
Hari Tani Nasional petani Probolinggo krisis iklim kebijakan pertanian