Gulnoor, seorang gadis berusia 11 tahun dari Afghanistan, memiliki mimpi besar untuk menjadi dokter. Namun, seperti banyak gadis lainnya di negaranya, dia menghadapi tantangan serius dalam mencapai cita-citanya. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, Gulnoor dan banyak teman sebayanya akan dilarang untuk melanjutkan pendidikan formal mereka setelah kelas enam.
Kondisi pendidikan di Afghanistan saat ini sangat sulit. Akses ke pendidikan bagi perempuan sangat terbatas, sehingga banyak gadis muda kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Hal ini membuat masa depan mereka menjadi tidak pasti. Menyadari situasi ini, Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah berupaya memberikan dukungan kepada perempuan dan gadis di Afghanistan.
UNHCR telah bekerja untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan. Mereka juga menawarkan konseling dan program perlindungan berbasis komunitas yang bertujuan untuk membantu mereka yang mengalami tekanan psikologis yang sangat berat. Ini adalah langkah penting untuk membantu perempuan dan gadis tetap kuat dan berdaya di tengah kesulitan yang mereka hadapi.
Namun, saat ini, UNHCR menghadapi tantangan besar. Pemotongan dana yang signifikan mengancam layanan vital yang mereka berikan. Tanpa dukungan yang cukup, program-program ini berisiko dihentikan, yang tentu saja akan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan masa depan gadis-gadis seperti Gulnoor.
Bagi Gulnoor, pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpinya. Dia percaya bahwa dengan pendidikan yang tepat, dia dapat mengatasi semua rintangan dan menjadi dokter yang akan membantu banyak orang. "Saya percaya saya bisa melakukannya," ujar Gulnoor dengan penuh semangat.
UNHCR mengajak masyarakat untuk berkontribusi demi melindungi kesehatan mental dan masa depan perempuan dan gadis Afghanistan. Setiap sumbangan dapat membantu memberikan harapan dan kesempatan bagi mereka yang paling membutuhkan.
Gulnoor pendidikan Afghanistan dokter UNHCR