Breaking News
Anggota Parlemen Inggris Desak Pengakuan Negara Palestina     Program Sekolah Rakyat Resmi Dimulai di Tahun Ajaran Baru 2025-2026     PKK Serahkan Senjata untuk Perdamaian di Kurdistan     Aktivis Palestina Gugat Pemerintahan Trump Rp 300 Miliar     Dosen Asisten Kolumbia Mundur Setelah Tuduhan Pelecehan    

Donald Trump Sebut Kesepakatan Damai Kongo-Rwanda sebagai Triumf

Pada hari Jumat, Donald Trump mengklaim bahwa kesepakatan damai baru antara Kongo dan Rwanda adalah "triumf yang megah". Ia menyatakan bahwa kesepakatan ini akan memulai "bab baru harapan dan kesempatan". Namun, pernyataan tersebut bisa dibilang berlebihan.

Kesepakatan ini memang menunjukkan bahwa kedua negara tetangga, yang telah terlibat dalam konflik berkepanjangan di bagian timur Kongo, melihat manfaat dalam menunjukkan niat untuk berdamai. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap upaya sebelumnya untuk mengakhiri pertempuran secara definitif telah gagal.

Kongo dan Rwanda memiliki sejarah konflik yang panjang, terutama terkait dengan sumber daya alam dan pengaruh politik di kawasan tersebut. Meskipun kesepakatan ini diharapkan dapat membawa perubahan positif, belum jelas apakah kesepakatan terbaru ini akan efektif atau hanya sekadar dokumen tanpa arti.

Trump, sebagai pemimpin Amerika Serikat, tampaknya berharap untuk mendapatkan sesuatu dari kesepakatan ini. Namun, kesepakatan ini juga meninggalkan beberapa detail penting yang tidak dibahas. Banyak orang bertanya-tanya apakah kedua belah pihak benar-benar berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan mengatasi masalah yang ada.

Dengan latar belakang sejarah yang rumit antara Kongo dan Rwanda, masyarakat internasional akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat. Apakah kesepakatan ini akan membawa perubahan nyata atau hanya akan menjadi janji kosong? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini.

library_books Theeconomist