Pada tahun 2022, ChatGPT diluncurkan dan sejak itu, bisnis online menghadapi tantangan baru yang cukup serius. Dengan adanya AI generatif, penipuan online semakin sulit untuk dikenali. Banyak orang kini kesulitan membedakan antara komunikasi yang asli dan yang palsu, seperti teks, panggilan, atau email.
Keberadaan deepfake—teknologi yang dapat memanipulasi konten sehingga terlihat asli—telah menciptakan masalah besar bagi bisnis. Penipuan ini dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar, baik bagi perusahaan maupun konsumen. Seorang ahli dari bidang rekrutmen menyatakan bahwa mereka merasa seperti sedang bermain whack-a-mole, di mana setiap kali satu masalah teratasi, masalah baru muncul dengan lebih cerdik.
Dalam sebuah diskusi dengan Business Insider, para profesional dari berbagai industri, termasuk desain grafis, penerbitan, dan kesehatan, mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang ancaman yang terus berkembang dari AI. Mereka berusaha keras untuk melindungi diri dan pelanggan mereka dari penipuan yang semakin canggih ini.
Salah satu langkah yang diambil oleh banyak bisnis adalah meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda penipuan. Misalnya, mereka memperingatkan pelanggan untuk selalu memeriksa keaslian pesan yang diterima sebelum memberikan informasi pribadi. Kesadaran ini diharapkan dapat mengurangi risiko jatuh ke dalam jebakan penipuan yang dibuat oleh AI.
Dengan meningkatnya teknologi, penting bagi setiap orang untuk tetap waspada. Penipuan yang dilakukan dengan bantuan AI dapat sangat merugikan, dan hanya dengan pengetahuan yang tepat, orang dapat melindungi diri mereka sendiri.
Di era digital ini, keamanan menjadi prioritas utama. Bisnis harus selalu memantau dan beradaptasi dengan ancaman yang muncul agar tetap aman dan dapat diandalkan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana bisnis dapat melindungi diri dari penipuan online, silakan ikuti perkembangan terbaru dari berbagai sumber terpercaya.
AI penipuan online bisnis ChatGPT keamanan