St. Louis – Penggunaan earbuds atau earphone tanpa kabel semakin umum, bahkan di tempat-tempat yang sebelumnya dianggap tidak pantas, seperti ruang praktik dokter. Hal ini diperhatikan oleh Dan Weisel, seorang dokter keluarga di St. Louis. Ia mengungkapkan bahwa banyak pasien yang tetap mengenakan earbuds saat ia masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
"Reaksi awal saya adalah, itu tidak sopan karena sepertinya Anda tidak memberikan perhatian penuh," kata Weisel. Namun, ia juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa pasien menggunakan earbuds sebagai alat bantu dengar atau memiliki kondisi seperti autisme, di mana earbuds membantu mengontrol kelebihan rangsangan. Kebanyakan waktu, Weisel tidak tahu apakah perangkat tersebut digunakan untuk tujuan yang sah atau hanya untuk mendengarkan episode terbaru dari podcast.
Di sisi lain, ada pasien yang memiliki pandangan berbeda. Joseph Montes, seorang manajer keamanan informasi berusia 55 tahun yang tinggal di dekat Boca Raton, Florida, mengaku selalu mengenakan AirPods-nya sepanjang hari. "Mereka selalu mati, tetapi jika seseorang menelepon, saya bisa menjawab," ujarnya.
Fenomena ini memicu diskusi tentang berbagai topik filosofis, termasuk perhatian, gangguan, serta koneksi dan dis koneksi sosial. Bahkan, beberapa generasi Z merasa khawatir bahwa penggunaan earbuds yang terus-menerus menandakan penurunan budaya komunikasi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa penggunaan perangkat teknologi dalam interaksi sosial semakin kompleks. Meskipun ada manfaat, seperti kemudahan dalam menjawab panggilan, ada juga kekhawatiran bahwa penggunaan earbuds dapat mengurangi kualitas interaksi antar manusia.
Dengan meningkatnya penggunaan earbuds di berbagai situasi, penting untuk memahami dampak sosial yang ditimbulkan oleh teknologi ini. Apakah kita semakin terhubung atau justru semakin terasing? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap individu dalam menghadapi perkembangan teknologi.
earbuds dokter pasien komunikasi perhatian