Pada hari Senin, 25 Juni 2025, regime Iran melanggar peringatan yang diberikan oleh mantan Presiden Amerika, Donald Trump, dengan menyerang pangkalan militer Amerika di Qatar dan Irak. Serangan ini menandai peningkatan ketegangan yang signifikan antara Iran dan Amerika Serikat, dan menandakan bahwa perang telah mencapai kawasan Teluk.
Meskipun kerusakan dan jumlah korban akibat serangan ini tampaknya minimal, perubahan kekuasaan yang mendalam sedang terjadi di dalam Iran. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, para jenderal militer mulai mendapatkan kekuasaan lebih besar dibandingkan dengan para ulama yang biasanya memimpin negara tersebut.
Perubahan ini dapat berpotensi membuat regime Iran menjadi lebih ekstrem, bukan lebih pragmatis. Hal ini berarti bahwa kebijakan dan tindakan Iran di masa depan mungkin akan lebih agresif. Ketegangan ini dapat berdampak pada hubungan internasional, terutama di kawasan Timur Tengah.
Serangan ini juga menunjukkan bahwa konflik atau ketegangan antara negara dapat mempengaruhi banyak pihak dan menciptakan ketidakpastian. Masyarakat internasional kini memperhatikan dengan cermat perkembangan situasi ini, karena dampaknya bisa luas dan mempengaruhi stabilitas kawasan.
Dengan begitu, semua mata kini tertuju pada Iran dan bagaimana langkah selanjutnya yang akan diambil oleh regime tersebut. Apakah mereka akan melanjutkan kebijakan agresif ini atau berusaha untuk meredakan ketegangan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Iran serangan militer Amerika Qatar Irak