Klaus Schwab, pendiri World Economic Forum, mungkin adalah orang pertama yang menciptakan istilah "kapitalisme pemangku kepentingan" pada tahun 1971. Konsep ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham, tetapi juga kepada semua pihak yang terlibat, termasuk karyawan, pelanggan, dan masyarakat.
Di akhir abad ke-20, beberapa perusahaan seperti Patagonia dan Ben & Jerry’s menunjukkan bahwa model bisnis ini bisa berhasil. Mereka dikenal karena komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Namun, dunia bisnis untuk kebaikan ini sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Setelah krisis keuangan tahun 2008, muncul banyak startup yang berorientasi pada misi. Para pendiri startup ini berasal dari generasi yang merasa kecewa dengan perusahaan besar dan pemerintah yang dianggap lambat dalam mengatasi perubahan iklim. Ketersediaan modal yang murah dan suku bunga rendah mendorong pertumbuhan bisnis-bisnis ini.
Menariknya, beberapa tahun kemudian, perusahaan-perusahaan besar dan firma investasi di Amerika Serikat juga ikut bergabung dalam tren ini. Mereka mulai mengadopsi prinsip-prinsip kapitalisme pemangku kepentingan untuk menunjukkan bahwa mereka peduli pada isu-isu sosial dan lingkungan.
Namun, saat ini, tampaknya kapitalisme pemangku kepentingan—bukan kapitalisme itu sendiri—yang sedang menghadapi tantangan besar. Banyak yang mempertanyakan apakah perusahaan-perusahaan besar benar-benar berkomitmen pada prinsip ini atau hanya menggunakan istilah tersebut untuk meningkatkan citra mereka.
Seiring berjalannya waktu, penting untuk terus memantau perkembangan ini dan memahami bagaimana prinsip-prinsip bisnis ini beradaptasi dengan perubahan zaman. Apakah kapitalisme pemangku kepentingan akan tetap relevan di masa depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
kapitalisme pemangku kepentingan Klaus Schwab Patagonia Ben & Jerry's