Breaking News
Donald Trump Sebut Serangan Israel ke Iran Sangat Baik     Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan Hadiah Timnas Indonesia     Serangan Israel ke Iran: Ancaman Terbesar Sejak 1988     Pola Pernapasan Setiap Orang Unik Seperti Sidik Jari     Bhoomi Chauhan Terlewat Pesawat, Saksi Kecelakaan Tragis    

Gerakan Bisnis untuk Kebaikan Terus Bertahan di Tengah Tantangan

Pada tahun 2019, konsep "bisnis untuk kebaikan" menjadi hal yang umum di kalangan perusahaan besar. Banyak perusahaan terkemuka meluncurkan inisiatif untuk keberagaman dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jejak karbon mereka. Ada keyakinan bahwa filosofi "melakukan kebaikan untuk mencapai kesuksesan" akan terus berkembang. Namun, hanya dalam beberapa tahun, tampaknya kapitalisme pemangku kepentingan, yang menjadi harapan banyak orang, mengalami kemunduran.

Beberapa pemegang saham yang berhaluan kanan telah menekan perusahaan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang sebelumnya dianggap penting. Selain itu, banyak investor tidak lagi memperhatikan isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam keputusan investasi mereka.

Walaupun menghadapi berbagai tantangan, gerakan bisnis untuk kebaikan telah memberikan perubahan yang berarti bagi dunia usaha di Amerika. Inisiatif yang diluncurkan oleh berbagai perusahaan telah menciptakan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial di antara pelaku bisnis.

Meskipun saat ini ada gelombang penolakan terhadap gerakan ini, banyak pengamat percaya bahwa prinsip bisnis untuk kebaikan akan bertahan dan terus berpengaruh. Pada akhirnya, dunia usaha mungkin akan kembali mengakui pentingnya keberagaman dan keberlanjutan dalam strategi mereka.

Dalam edisi musim panas 2025 mendatang, kami akan membahas lebih dalam mengenai cerita ini. Tetaplah mengikuti perkembangan terbaru tentang bagaimana gerakan bisnis untuk kebaikan beradaptasi dan bertahan di tengah tantangan yang ada.

library_books Fastcompany