Los Angeles, 9 Juni 2025 - Dalam aksi protes yang berlangsung di Los Angeles, petugas kepolisian menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran yang menentang razia oleh ICE (Imigrasi dan Penegakan Hukum). Protes ini menarik perhatian luas karena banyaknya orang yang berkumpul untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan imigrasi saat ini.
Presiden Donald Trump telah memanggil National Guard untuk membantu menanggulangi situasi yang semakin tegang ini. Penggunaan gas air mata dan peluru karet oleh polisi bukanlah hal baru, karena alat-alat ini telah digunakan di berbagai belahan dunia selama beberapa dekade. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa meskipun disebut "senjata non-mematikan", penggunaan alat ini tidak selalu aman dan bisa berakibat fatal.
Dr. Rohini J. Haar, seorang dokter darurat di Kaiser Medical Center di Oakland dan pengajar di Sekolah Kesehatan Masyarakat UC Berkeley, menjelaskan, "Menyebut gas air mata dan peluru karet sebagai senjata non-mematikan adalah salah besar. Seperti semua senjata, tingkat kematian mereka tergantung pada cara penggunaannya. Ketika penggunaannya begitu luas, sangat mungkin terjadi kematian dan cedera serius."
Aksi protes ini diadakan sebagai bentuk penolakan terhadap tindakan razia yang dilakukan oleh ICE, yang dianggap banyak orang sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Dengan situasi yang semakin berkembang, banyak pihak mengharapkan agar pemerintah dapat menemukan solusi yang lebih baik dan damai dalam menangani isu-isu imigrasi.
Protes ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin berani berbicara mengenai isu-isu yang mereka anggap penting. Dengan menggunakan berbagai cara, mereka berharap suara mereka didengar dan tindakan yang lebih manusiawi dapat diambil.
protes LA gas air mata peluru karet imigran National Guard