Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, atau BTN, mengumumkan bahwa Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam rencana pemisahan BTN Syariah. Keputusan ini termasuk kemungkinan Muhammadiyah untuk menjadi pemegang saham dalam pemisahan tersebut.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyampaikan dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Menara BTN pada Kamis, 5 Juni 2025, bahwa pihaknya belum menerima kejelasan dari Muhammadiyah mengenai keterlibatan mereka. "Muhammadiyah sampai hari ini nggak ada kejelasan ya, jadi kita akhirnya jalan sendiri nih," kata Nixon.
Nixon juga menjelaskan bahwa sebelumnya telah ada pembicaraan antara BTN dan Muhammadiyah yang berlangsung dalam dua kali pertemuan. Namun, setelah itu, tidak ada kelanjutan pembicaraan antara kedua belah pihak. "Teman-teman bisa laksanakan karena kita waktu itu ada pembicaraan, kita menawarkan, ada dua kali pertemuan, tapi setelah itu kayaknya nggak ada pembicaraan lagi," tambahnya.
Pemisahan BTN Syariah ini merupakan langkah strategis yang diambil BTN untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di Indonesia. Dengan tidak adanya keterlibatan Muhammadiyah, BTN akan melanjutkan rencana ini secara mandiri.
Keputusan ini tentu akan berdampak pada langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh BTN dalam memperkuat posisi mereka di industri perbankan syariah. BTN berharap dapat terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
Dengan adanya perkembangan ini, masyarakat diharapkan dapat terus mengikuti informasi terbaru mengenai BTN dan rencana pemisahan BTN Syariah ke depan.
BTN Muhammadiyah spin off BTN Syariah perbankan