Breaking News
Donald Trump Sebut Serangan Israel ke Iran Sangat Baik     Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan Hadiah Timnas Indonesia     Serangan Israel ke Iran: Ancaman Terbesar Sejak 1988     Pola Pernapasan Setiap Orang Unik Seperti Sidik Jari     Bhoomi Chauhan Terlewat Pesawat, Saksi Kecelakaan Tragis    

Polisi Jerman Dapat Senjata Taser untuk Tingkatkan Keamanan

BERLIN – Menteri Dalam Negeri Jerman, Alexander Dobrindt, mengumumkan rencana untuk melengkapi Bundespolizei atau polisi federal Jerman dengan alat kejut listrik yang dikenal sebagai Taser. Dobrindt menyatakan bahwa ia akan memastikan kerangka hukum untuk penggunaan Tasers akan disusun "dalam tahun ini".

Menurut Dobrindt, penggunaan Taser dianggap sebagai "alat yang tepat" untuk menghadapi meningkatnya ancaman terhadap polisi di ruang publik. Hal ini diungkapkan karena sejumlah serangan terhadap polisi dengan senjata tajam seperti knif. Ia menekankan bahwa Taser dapat membantu polisi "mengatasi penyerang dengan lebih efektif" dan melindungi diri mereka sendiri.

"Taser adalah perangkat yang cocok untuk digunakan di antara tongkat pemukul sebagai senjata jarak dekat dan senjata api sebagai senjata jarak jauh," tambahnya.

Kekerasan terhadap polisi meningkat, dan statistik kriminal terbaru menunjukkan bahwa angka kekerasan kriminal telah mencapai angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata, 305 polisi menjadi korban kejahatan setiap hari, menurut laporan statistik tersebut.

Serikat pekerja juga telah lama menyerukan agar semua polisi yang bertugas di lapangan dilengkapi dengan Taser untuk meningkatkan keamanan mereka. Namun, penggunaan Taser tidak lepas dari kontroversi. Alat ini bisa berbahaya, terutama bagi orang yang memiliki penyakit jantung atau masalah jantung lainnya. Dalam beberapa kasus, penggunaan Taser bahkan dapat menyebabkan kematian.

Organisasi HAM, Amnesty International, mengkritik penggunaan Taser di Jerman. Mereka menyatakan bahwa penggunaan Taser dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, tekanan mental yang tinggi, atau yang mengonsumsi narkoba. Risiko yang terkait dengan penggunaan Taser sering kali diremehkan, sehingga kemungkinan penyalahgunaan penggunaan alat ini menjadi tinggi.

Selain itu, ada juga masalah lain terkait penggunaan Taser, yaitu tidak adanya persyaratan pelatihan khusus untuk penggunaannya. Menurut hukum, tidak ada ketentuan untuk pemeriksaan medis atau forensik terhadap orang-orang yang terkena Taser. Ini menambah kekhawatiran tentang keselamatan dan dampak dari alat ini dalam situasi darurat.

Dengan demikian, meskipun Taser diharapkan dapat meningkatkan keamanan bagi polisi, masih banyak pertimbangan dan tantangan yang harus dihadapi sebelum alat ini dapat digunakan secara luas.

library_books Tagesschau