Elon Musk baru-baru ini muncul di Gedung Putih dalam sebuah acara bersama Presiden Donald Trump. Acara tersebut menandai akhir dari perannya yang kontroversial dalam memimpin inisiatif pemotongan pekerjaan federal yang dikenal sebagai proyek DOGE. Saat hadir, Musk terlihat dengan sebuah luka di mata kanannya yang ia klaim berasal dari anaknya yang masih balita, X.
Meskipun luka fisiknya akan sembuh, dampak dari aktivitas politik Musk terhadap reputasi Tesla kemungkinan akan bertahan lebih lama. Beberapa pemegang saham terbesar Tesla, termasuk serikat pekerja seperti American Federation of Teachers (AFT), yang memiliki 1,8 juta anggota dan mengelola dana pensiun dengan total aset sebesar $4 triliun, termasuk $8,8 miliar saham Tesla, menyalahkan dewan direksi perusahaan.
Randi Weingarten, Presiden AFT, menyatakan kepada Forbes, "Orang-orang tidak menyukai Elon Musk." Ia menambahkan, "Kami telah mengambil posisi selama beberapa bulan terakhir: ‘Lakukan pekerjaanmu, dewan. Lakukan pekerjaanmu, industri keuangan. Lakukan pekerjaan yang seharusnya kamu lakukan, yaitu mengelola Tesla.’"
Kritik ini menunjukkan ketidakpuasan di antara pemegang saham terhadap cara dewan Tesla mengelola perusahaan di tengah berbagai kontroversi yang melibatkan Musk. Meskipun Tesla tetap menjadi salah satu perusahaan mobil listrik terkemuka di dunia, tantangan bagi Musk dan dewan direksi untuk memperbaiki citra perusahaan dan mendapatkan kembali kepercayaan pemegang saham jelas masih ada.
Elon Musk Gedung Putih proyek DOGE Tesla pemegang saham