Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan investasi besar untuk mendukung program hilirisasi nasional dari berbagai sektor hingga tahun 2040. Menurut Bahlil, total kebutuhan investasi ini diperkirakan mencapai US$ 618 miliar, yang setara dengan Rp 10.045 triliun.
Bahlil menjelaskan bahwa investasi ini tidak hanya diperlukan untuk sektor minyak dan gas (migas) serta mineral dan batubara (minerba), tetapi juga untuk sektor lain yang sangat luas. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong hilirisasi di berbagai bidang, termasuk pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Pada tahap pertama, pemerintah akan meluncurkan 21 proyek dengan total investasi sekitar US$ 45 miliar. Meskipun Bahlil belum mengungkapkan rincian proyek-proyek tersebut, fokus utama dari proyek ini adalah untuk memperkuat hilirisasi industri dan meningkatkan kedaulatan energi nasional.
Bahlil menambahkan, hilirisasi merupakan langkah penting untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Dengan investasi yang cukup, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih mandiri dalam pengelolaan sumber daya alamnya.
Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pembahasan ini, bisa menyaksikan program Market Review bersama Prasetyo Wibowo pada Kamis, 5 Juni 2025, pukul 21.30 sampai 22.00 WIB. Acara tersebut akan ditayangkan secara langsung di IDX Channel dan juga dapat diakses melalui live streaming di situs resmi IDX Channel.
investasi hilirisasi ESDM Bahlil Lahadalia