Juni 2025 menjadi bulan yang penuh tantangan bagi angkatan bersenjata Rusia. Bulan ini diawali dengan serangan drone yang berani terhadap pangkalan udara, di mana Ukraina mengklaim telah menghancurkan sekitar sepertiga dari armada pembom strategis Rusia.
Namun, statistik lain yang lebih mengkhawatirkan juga muncul. Sebelum bulan ini berakhir, Rusia diperkirakan akan mengalami korban yang mencapai satu juta sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada Februari 2022. Angka yang suram ini menjadi bukti ketahanan Ukraina dalam mempertahankan diri dari kekuatan yang jauh lebih besar.
Pertempuran antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Meskipun Rusia memiliki angkatan bersenjata yang lebih kuat dan lebih banyak sumber daya, Ukraina telah menunjukkan keberanian dan strategi militer yang cerdik untuk melawan serangan tersebut.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai bagaimana Rusia dapat bertahan meskipun mengalami kerugian yang sangat besar. Mengapa Rusia tidak mundur meskipun korban terus bertambah? Ini adalah pertanyaan yang banyak dibahas oleh para analis dan pengamat internasional.
Dengan semakin banyaknya laporan mengenai kerugian yang dialami, baik dari sisi personel maupun peralatan, situasi ini menjadi semakin membingungkan. Sementara itu, Ukraina terus berjuang untuk mempertahankan kedaulatannya dan melindungi rakyatnya dari ancaman yang ada.
Keberanian dan ketahanan yang ditunjukkan oleh Ukraina menjadi inspirasi bagi banyak negara di dunia. Masyarakat internasional pun terus memantau perkembangan situasi ini dengan harapan agar perdamaian segera tercapai.
Perkembangan yang terjadi di bulan Juni ini akan menjadi catatan sejarah bagi kedua negara. Dengan semakin dekatnya angka satu juta korban, tantangan yang dihadapi Rusia semakin meningkat, dan masa depan konflik ini masih sangat tidak pasti.
Rusia Ukraina korban invasi angkatan bersenjata