Breaking News
Donald Trump Sebut Serangan Israel ke Iran Sangat Baik     Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan Hadiah Timnas Indonesia     Serangan Israel ke Iran: Ancaman Terbesar Sejak 1988     Pola Pernapasan Setiap Orang Unik Seperti Sidik Jari     Bhoomi Chauhan Terlewat Pesawat, Saksi Kecelakaan Tragis    

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Kunjungi Tepi Barat, Sejarah Baru

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, dijadwalkan mengunjungi Tepi Barat yang diduduki pada akhir pekan ini. Ini merupakan kunjungan resmi tertinggi dari seorang pejabat Saudi ke wilayah tersebut dalam hampir 60 tahun, seperti yang diungkapkan oleh Otoritas Palestina (PA) pada hari Jumat.

Menurut laporan dari The Times of Israel pada Jumat malam, Israel berencana untuk memblokir kunjungan Farhan dan delegasinya. Israel memiliki kontrol penuh atas perbatasan darat Tepi Barat dengan Yordania, sehingga ancaman ini bisa semakin memperburuk hubungan antara Riyadh dan negara-negara regional lainnya.

Bin Farhan akan memimpin delegasi menteri yang terdiri dari rekan-rekannya dari Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya. Duta Besar Palestina untuk Arab Saudi menyatakan kepada media lokal bahwa perjalanan ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya masalah Palestina bagi rakyat Arab dan Muslim.

Kunjungan ini tampaknya mirip dengan perjalanan yang diorganisir oleh bin Farhan ke Washington pada bulan-bulan awal perang Israel di Gaza, dengan tujuan untuk menunjukkan solidaritas Arab dalam mendukung gencatan senjata.

Selain itu, kunjungan ini juga terlihat sebagai upaya untuk memberikan dukungan pada PA sebagai alternatif terhadap Hamas di Gaza, meskipun popularitas PA di kalangan rakyat Palestina sedang menurun.

Kunjungan ini sangat jarang terjadi, mengingat kunjungan terakhir pejabat Saudi ke Ramallah adalah ketika Nayef al-Sudairi diangkat sebagai duta besar non-residen untuk Palestina. Dia tiba beberapa minggu sebelum serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, dan sebelumnya, Raja Faisal juga mengunjungi pada tahun 1966.

Serangan tersebut, menurut pejabat Hamas, telah menggagalkan pembicaraan normalisasi antara Saudi dan Israel selama perang berlangsung.

Arab Saudi sebagai pemimpin de facto dunia Arab memiliki pengaruh yang besar dan dapat menetapkan agenda yang tidak dimiliki oleh banyak tetangganya. Normalisasi dengan Israel kemungkinan akan menghambat ambisi untuk mendirikan negara Palestina.

library_books Middleeasteye