Jakarta, Indonesia – Pemilihan umum di Amerika Serikat semakin memperlihatkan perbedaan yang tajam antara dua kubu politik, yaitu Republik dan Demokrat. Hal ini tidak hanya berdampak pada kebijakan publik, tetapi juga pada keputusan pribadi yang sangat penting, seperti memiliki anak.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa setelah kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden pertama, angka kelahiran di daerah yang memilih Republik ternyata jauh lebih stabil dibandingkan dengan daerah yang memilih Demokrat. Penelitian ini menyoroti bagaimana suasana politik dapat memengaruhi keputusan untuk memiliki anak di kalangan pasangan.
Pada waktu itu, perbedaan suasana hati antara pemilih Demokrat yang merasa tidak beruntung dan pemilih Republik yang merasa bahagia tampaknya menjadi penjelasan utama. Jika politik presiden memang berperan dalam perubahan ini, maka seharusnya angka kelahiran di daerah yang memilih Demokrat juga mulai meningkat setelah Joe Biden dilantik menjadi presiden pada Januari 2021.
Namun, data dari periode tersebut menunjukkan hal yang menarik. Masyarakat di wilayah yang memilih Demokrat masih menunjukkan angka kelahiran yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa dampak dari partisanship, atau loyalitas politik, telah meresap ke dalam keputusan yang sangat pribadi ini.
Dengan semakin kaburnya batas antara kehidupan pribadi dan politik, penting bagi kita untuk memahami bagaimana masalah ini dapat memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi apakah pergeseran ini akan berlanjut di masa depan, serta dampak jangka panjangnya terhadap demografi dan kebijakan sosial di Amerika Serikat.
politik Amerika Serikat angka kelahiran pemilihan presiden partisanship