Dalam beberapa tahun terakhir, Generasi Z menunjukkan perubahan signifikan dalam kecenderungan politik mereka. Banyak yang beranggapan bahwa generasi ini semakin condong ke arah Partai Republik, terutama di kalangan pemilih muda, khususnya pria dari berbagai ras.
Survei pra-pemilu yang dilakukan menjelang pemilihan umum baru-baru ini mencerminkan fenomena ini. Tren pendaftaran pemilih juga menunjukkan peningkatan jumlah pemilih muda yang mendaftar, dan hasil jajak pendapat pasca-pemilu menunjukkan bahwa pilihan mereka mencerminkan perubahan tersebut.
Namun, perubahan ini tidak hanya sekadar pergeseran satu arah. Data dari pemilihan terakhir menunjukkan bahwa ada dua kelompok di dalam Generasi Z. Kelompok pertama, yang bisa disebut "Old Gen Z," lebih cenderung memilih Partai Demokrat dan memiliki pandangan progresif. Sementara itu, kelompok kedua yang dikenal sebagai "Young Gen Z" menunjukkan ketertarikan yang lebih besar pada sosok seperti Donald Trump dan lebih skeptis terhadap status quo.
Pemisahan ini tentu saja membuat asumsi bahwa pemilih muda secara umum lebih progresif dibandingkan dengan pemilih yang lebih tua menjadi lebih rumit. Selama ini, diyakini bahwa Partai Demokrat memiliki keunggulan alami di kalangan generasi muda, tetapi data terbaru menunjukkan adanya pergeseran yang perlu diperhatikan.
Perubahan pandangan politik di kalangan Generasi Z ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman pribadi, media sosial, dan isu-isu yang relevan bagi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa generasi ini tidak bisa dipandang sebelah mata dalam konteks politik, karena mereka memiliki pandangan yang beragam dan kompleks.
Dengan pemilihan umum 2024 yang semakin dekat, penting bagi semua pihak untuk memahami dinamika ini dan bagaimana setiap kelompok dalam Generasi Z dapat memengaruhi hasil pemilu mendatang.
Generasi Z Partai Republik pemilih muda politik Donald Trump