Agensi intelijen domestik Jerman telah memutuskan untuk sementara waktu tidak mengklasifikasikan partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) sebagai organisasi ekstremis. Keputusan ini diambil sambil menunggu hasil dari tantangan hukum yang dilayangkan oleh AfD terkait label tersebut.
Dalam pernyataannya, agensi tersebut menyatakan bahwa mereka tidak akan menyebut AfD sebagai "gerakan ekstremis kanan yang terkonfirmasi" sampai pengadilan memberikan putusan. Klasifikasi ekstremis yang diumumkan pekan lalu memungkinkan agensi intelijen untuk meningkatkan pengawasan terhadap AfD. Ini termasuk merekrut informan dan menyadap komunikasi partai.
Sebuah laporan dari para ahli yang terdiri dari 1.100 halaman, yang tidak akan dirilis untuk publik, menemukan bahwa AfD adalah organisasi yang bersifat rasis dan anti-Muslim. Temuan ini menjadi dasar bagi keputusan agensi untuk melakukan pemantauan lebih ketat terhadap aktivitas partai tersebut.
AfD sendiri mengklaim bahwa penetapan mereka sebagai organisasi ekstremis adalah usaha yang dimotivasi secara politik untuk mendiskreditkan dan mengkriminalisasi partai mereka. Pihak pimpinan AfD, Tino Chrupalla dan Alice Weidel, menyambut baik keputusan tersebut. Mereka menyatakan, "Ini adalah langkah penting pertama menuju pembebasan kami yang sebenarnya dan untuk membantah tuduhan ekstremisme kanan."
Keputusan ini menjadi sorotan, mengingat situasi politik di Jerman yang semakin memanas. AfD, yang telah mendapatkan dukungan yang signifikan di kalangan pemilih, berusaha untuk memperbaiki citranya di tengah tuduhan yang terus menerus mengenai pandangan ekstremis yang melekat pada partai tersebut. Sementara itu, masyarakat Jerman tetap menantikan hasil dari proses hukum yang sedang berlangsung.
Jerman AfD ekstremis agensi intelijen pengadilan