Menaker Minta Maaf kepada Pengemudi Ojol atas Masalah BHR
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli telah mengeluarkan permohonan maaf kepada para pengemudi ojek online (ojol) terkait dengan pelaksanaan Bantuan Hari Raya (BHR) yang dinilai belum berjalan dengan baik. Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan yang menegaskan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan pengemudi ojol.
Yassierli menjelaskan bahwa diskusi mengenai Bantuan Hari Raya telah dilakukan sejak beberapa bulan sebelum hari raya. "Kami telah melakukan banyak diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, tetapi tentunya tidak bisa langsung menghasilkan keputusan yang ideal dalam waktu singkat," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, mengungkapkan bahwa ada sekitar 800 pengemudi ojol di seluruh Indonesia yang tidak menerima Bantuan Hari Raya yang seharusnya mereka terima. Dari data yang ada, sekitar 80 persen pengemudi ojol hanya menerima sekitar Rp50.000 per orang.
Atas masalah tersebut, SPAI telah mengajukan keluhan kepada Kementerian Ketenagakerjaan. Mereka menduga bahwa para aplikator ojek online telah melanggar instruksi yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan surat edaran dari Kemenaker. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan bantuan yang seharusnya diterima oleh para pengemudi.
Lily Pujiati berharap agar Kementerian Ketenagakerjaan dapat memanggil para aplikator agar pengemudi ojol bisa mendapatkan hak-hak mereka dengan sebaik-baiknya. "Kami ingin agar hak-hak kami sebagai pengemudi ojol dapat dihargai dan dipenuhi," tambahnya.
Permohonan maaf dari Menaker Yassierli dan harapan dari SPAI ini menjadi perhatian penting, terutama bagi pengemudi ojol yang mengandalkan bantuan tersebut untuk merayakan hari raya dengan lebih baik. Diharapkan ke depan, pemerintah dapat lebih memperhatikan dan memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan pengemudi ojol.
Menaker BHR ojol permintaan maaf bantuan