Breaking News
    Ilmuwan Korea Temukan Cara Baru Pulihkan Penglihatan     Senator Tom Cotton Usulkan Undang-Undang Keamanan Chip     Misteri Struktur Kuno: Dari Puma Punku Hingga Stonehenge     Sindrom Spoan Ditemukan di Kota Kecil Brasil    

Robert Francis Prevost Dilantik Sebagai Paus Leo XIV

Pada tanggal 9 Mei 2025, Robert Francis Prevost resmi dilantik menjadi Paus Leo XIV. Prevost, yang berusia 69 tahun, adalah seorang uskup agung dari Chicago, Amerika Serikat. Dengan terpilihnya Prevost, ia menjadi Paus yang pertama berasal dari Amerika Serikat dan akan memimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Pemilihan Prevost dianggap sebagai sebuah kompromi yang juga menandakan kesatuan dalam gereja. Ia memiliki latar belakang Amerika, pengalaman kepemimpinan di Roma, serta pengaruh dari budaya Latin Amerika. Hal ini menjadikannya sebagai calon yang disepakati oleh para kardinal, yang memiliki pandangan dan latar belakang yang beragam.

Prevost dikenal sebagai sosok yang mendukung kontinuitas ajaran Paus Fransiskus. Ia dikenal sebagai pendengar yang baik, menjembatani perbedaan, dan ingin membawa perubahan tanpa menciptakan perpecahan. Di kalangan gereja, Prevost dihormati sebagai seorang diplomat yang pragmatis.

Namun, perjalanan karir Prevost tidak lepas dari kontroversi. Ia dituduh tidak menindaklanjuti kasus-kasus pelecehan selama masa jabatannya di Chicago dan sebagai uskup di Chiclayo. Prevost membantah tuduhan tersebut, dan diosesnya juga menolak semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Prevost menunjukkan kedekatannya dengan Paus Fransiskus, yang membuatnya dikritik oleh beberapa kalangan konservatif. Ia dianggap sebagai seorang reformis moderat yang tidak meninggalkan ajaran dasar gereja. Salah satu perhatian utama Prevost adalah isu lingkungan; ia telah berulang kali menyerukan tindakan tegas terhadap perubahan iklim, sejalan dengan ajakan Paus Fransiskus.

Prevost juga merupakan pendukung kuat sinode, yang menekankan pentingnya gereja menjadi lebih transparan dan terbuka terhadap suara para jemaat. Ia percaya bahwa peran awam harus dikuatkan dan gaya kepemimpinan gereja perlu diubah dengan lebih banyak mendengarkan dan mengurangi hierarki.

Namun, ada beberapa reformasi yang ditolak oleh Prevost, seperti penahbisan wanita untuk jabatan gerejawi. Pada Sinode Dunia 2023, ia memperingatkan tentang "klerikalisasi wanita." Menurutnya, hal itu bukan solusi, tetapi bisa menjadi sumber masalah baru, karena wanita telah memainkan banyak peran penting di dalam gereja.

Prevost diharapkan dapat membawa gereja ke arah yang lebih baik dengan pendekatan yang inklusif dan responsif terhadap tantangan zaman. Dengan latar belakang dan pengalamannya, banyak yang berharap ia akan mampu menyatukan umat Katolik di seluruh dunia.

library_books Tagesschau