Pada Rabu malam, asap hitam muncul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa para kardinal belum berhasil memilih pope baru dalam pemungutan suara pertama mereka. Ini adalah momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang di seluruh dunia.
Ribuan orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menyaksikan hasil pemilihan. Selama lebih dari tiga jam, mereka menunggu dengan penuh harapan. Namun, ketika asap hitam terlihat, kekecewaan pun menyelimuti kerumunan tersebut.
Asap hitam berarti bahwa para kardinal tidak dapat mencapai kesepakatan untuk memilih pemimpin baru gereja Katolik dalam pemungutan suara pertama. Oleh karena itu, mereka akan kembali ke Kapel Sistina pada hari Kamis untuk melanjutkan pemungutan suara yang lebih banyak.
Proses pemilihan pope ini dikenal sebagai konklaf, di mana para kardinal berkumpul untuk memilih pemimpin spiritual gereja. Pemilihan ini sangat penting karena pope memiliki peran besar dalam menentukan arah gereja Katolik di seluruh dunia.
Setiap kali pemungutan suara dilakukan, hasilnya akan diumumkan melalui asap yang keluar dari cerobong. Asap putih menandakan bahwa pope baru telah terpilih, sementara asap hitam menunjukkan sebaliknya. Para kardinal akan terus melakukan pemungutan suara sampai mereka menemukan kandidat yang disetujui oleh mayoritas.
Para pengamat memperkirakan bahwa pemilihan ini mungkin memakan waktu lebih dari satu hari, tergantung pada seberapa cepat para kardinal dapat mencapai kesepakatan. Namun, banyak yang berharap pemilihan ini dapat segera selesai agar gereja Katolik memiliki pemimpin baru secepatnya.
Proses pemilihan ini menjadi sorotan global, dan banyak orang mengikuti perkembangan ini melalui berita dan media sosial. Dengan harapan untuk melihat pemimpin baru yang dapat membawa perubahan positif, masyarakat Katolik di seluruh dunia menantikan berita baik dari Vatikan.
Dengan demikian, hari Kamis akan menjadi hari penting bagi para kardinal saat mereka kembali ke Kapel Sistina untuk melanjutkan usaha mereka dalam memilih pope baru.
Sistina asap hitam pemilihan pope kardinal Vatikan