Perusahaan telekomunikasi Jepang, NTT, telah berhasil mengembangkan dan menguji sebuah drone yang mampu menarik dan mengalihkan sambaran petir. Ini adalah yang pertama di dunia. Pada saat percobaan di pegunungan Prefektur Shimane, para peneliti menerbangkan drone yang dirancang khusus ini setinggi 300 meter ke dalam awan badai, di mana drone tersebut sengaja menarik sambaran petir.
Drone ini selamat dari sambaran petir berkat inovasi kandang Faraday yang dimilikinya. Kandang ini berfungsi untuk mengalirkan listrik di sekeliling komponen sensitif drone, sambil mendistribusikan arus secara radial untuk menetralkan efek medan magnet. Dengan kata lain, ketika petir menyambar, energi listrik tidak merusak drone.
Sistem ini bekerja dengan cara menggantungkan kawat konduktif sepanjang 300 meter dari drone dan mengaktifkan saklar di tanah yang menciptakan fluktuasi medan listrik yang kuat. Hal ini memberikan jalur menarik bagi petir menuju tanah. Meskipun kandang tersebut sebagian meleleh selama percobaan, drone tetap stabil dan terbang di udara saat sambaran petir terjadi.
Teknologi ini berpotensi merevolusi perlindungan terhadap petir dengan menawarkan solusi yang mobile dan dapat dikerahkan untuk infrastruktur yang rentan, seperti turbin angin, stadion luar ruangan, dan sistem telekomunikasi yang sulit dilindungi dengan batang petir tradisional. NTT memperkirakan bahwa petir menyebabkan kerugian hingga 200 miliar yen (sekitar 1,4 miliar dolar AS) setiap tahunnya di Jepang, menyoroti aplikasi praktis yang signifikan dari terobosan ini.
Para insinyur kini sedang memperkuat kandang pelindung tersebut agar dapat bertahan dari sambaran petir dengan arus hingga 150.000 ampere, yang melebihi intensitas petir alami. Selain itu, mereka juga menjajaki kemungkinan di masa depan untuk menangkap energi petir sebagai sumber energi terbarukan.
NTT drone petir teknologi Jepang