Seorang profesor ekonomi dari Universitas Harvard, Kenneth Rogoff, mengungkapkan pandangannya mengenai dampak kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Donald Trump dan penasihatnya, Peter Navarro. Dalam sebuah esai tamu, Rogoff menggambarkan kebijakan tersebut sebagai "pemikiran yang tidak cerdas" yang telah menyebabkan kekacauan di ekonomi global.
Rogoff memperingatkan bahwa salah satu akibat dari kebijakan ini bisa jadi adalah hilangnya status supreme dolar sebagai mata uang dominan di dunia. "Selain mengganggu sistem perdagangan global yang sebelumnya menguntungkan Amerika, Trump juga berusaha keras untuk merusak hampir setiap pilar dari dominasi dolar," tulisnya.
Mata uang dolar AS telah lama menjadi standar di banyak transaksi internasional, dan Rogoff berpendapat bahwa tantangan yang dilakukan oleh Trump terhadap hukum dan aturan yang ada dapat melemahkan posisi dolar di pasar global. Menurutnya, "tantangan luas terhadap hukum dapat mengurangi anggapan bahwa dolar adalah mata uang yang istimewa," yang selama ini dipegang oleh banyak negara.
Rogoff juga menjelaskan bahwa perubahan ini tidak hanya akan berdampak pada Amerika Serikat, tetapi juga pada ekonomi negara-negara lain yang bergantung pada dolar untuk perdagangan dan investasi. Jika dolar kehilangan statusnya, maka negara-negara tersebut mungkin harus mencari alternatif lain untuk transaksi internasional.
Dalam pandangannya, tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintahan Trump dapat berisiko tinggi dan dapat membawa konsekuensi yang tidak bisa diabaikan bagi perekonomian global. Rogoff mengajak pembaca untuk memahami lebih dalam mengenai bagaimana kebijakan ini dapat berdampak pada masa depan ekonomi dunia dan status dolar sebagai mata uang internasional.
Dengan situasi yang terus berkembang, penting bagi kita untuk mengikuti berita dan analisis terbaru mengenai ekonomi global serta dampak kebijakan perdagangan yang sedang berlangsung.
Donald Trump Kenneth Rogoff ekonomi global dolar