Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (AI) masih kesulitan dalam memahami konteks nonverbal yang sering kali menyertai komunikasi manusia. Penelitian ini mengungkapkan bahwa manusia mampu menangkap ekspresi nonverbal, seperti gerakan alis atau ketegangan rahang, dengan cukup akurat untuk memahami perasaan orang lain.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menguji AI menggunakan beberapa klip video pendek yang menampilkan interaksi antara orang-orang tanpa suara. Hasilnya menunjukkan bahwa sementara para peserta manusia mayoritas setuju tentang apa yang terjadi dalam video-video tersebut, model AI tidak dapat memberikan interpretasi yang sama.
Keberhasilan manusia dalam memahami sinyal nonverbal ini sangat penting, terutama dalam situasi yang berpotensi berbahaya. Misalnya, jika sebuah mobil yang dikemudikan oleh AI tidak dapat menginterpretasikan dengan benar situasi di sekitarnya, seperti pertengkaran yang bisa menyebabkan pejalan kaki melintas secara tidak aman, maka hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan.
Selain itu, AI yang berfungsi sebagai terapis juga berisiko memberikan saran yang salah jika tidak mampu membaca ekspresi dan emosi kliennya. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun AI telah berkembang pesat, masih ada banyak aspek dari interaksi manusia yang sulit ditangkap oleh teknologi ini.
Studi ini menjadi pengingat penting bahwa komunikasi manusia tidak hanya bergantung pada kata-kata yang diucapkan, tetapi juga pada ekspresi fisik yang mendukungnya. Dengan mengetahui keterbatasan AI dalam aspek ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam mengandalkan teknologi untuk memahami perasaan dan emosi.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai studi ini dan implikasi yang lebih luas, silakan kunjungi tautan di bio.
Sumber Foto: Freepik
AI ekspresi nonverbal studi komunikasi manusia