Pada hari Rabu, 133 kardinal dari Gereja Katolik berkumpul di Kapel Sistina untuk memulai pemilihan paus baru. Konklaf ini dianggap sebagai salah satu yang paling tidak terduga dalam beberapa dekade terakhir.
Kardinal Pietro Parolin, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Paus Fransiskus, dianggap sebagai calon kuat untuk menjadi paus berikutnya. Namun, banyak kardinal yang meragukan apakah diplomat berkarir yang rendah hati ini memiliki daya tarik yang cukup untuk memimpin Gereja Katolik.
Pertanyaan utama dalam konklaf tahun 2025 ini adalah: Siapa yang bisa mengalahkan Parolin? Para kardinal akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kemampuan kepemimpinan dan visi untuk masa depan gereja.
Proses pemilihan paus diadakan di tempat yang sangat simbolis ini, di mana para kardinal berdoa dan berdiskusi sebelum memberikan suara. Setiap suara sangat penting, karena akan menentukan arah Gereja Katolik untuk tahun-tahun mendatang.
Kardinal Parolin dikenal luas di kalangan gereja dan memiliki pengalaman yang mendalam di dalam diplomasi Vatikan. Namun, beberapa kardinal merasa bahwa kepemimpinan gereja memerlukan lebih dari sekadar pengalaman, tetapi juga karisma dan kemampuan untuk berhubungan dengan umat.
Selain Parolin, ada beberapa nama lain yang mungkin muncul sebagai calon. Namun, sampai saat ini, Parolin tetap menjadi kandidat utama.
Kardinal Péter Erdő, yang sebelumnya disebutkan dalam berita ini, saat ini berusia 72 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para kardinal yang lebih tua juga ikut ambil bagian dalam pemilihan ini, memberikan perspektif yang beragam dalam diskusi.
Pemilihan paus adalah momen penting bagi Gereja Katolik, dan dunia menunggu hasil dari konklaf ini dengan penuh harapan. Siapa pun yang terpilih akan memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin jutaan umat Katolik di seluruh dunia.
Kardinal Paus Katolik Sistina Pemilihan