Pada hari Selasa pagi, Jerman mengalami momen yang tidak biasa dalam sejarah politiknya. Friedrich Merz, yang diharapkan menjadi Kanselir Jerman yang baru, awalnya mengalami kekalahan mengejutkan dalam pemungutan suara pertama di Bundestag, yang merupakan majelis rendah parlemen Jerman. Kekalahan ini menjadi yang pertama dalam sejarah Republik Jerman pasca perang.
Pemungutan suara ini seharusnya merupakan langkah rutin dalam proses serah terima kekuasaan kepada Merz. Namun, hasil yang diumumkan mengejutkan banyak pihak. Merz, yang merupakan calon dari Partai CDU, tidak mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota parlemen pada percobaan pertamanya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian politik yang mungkin mengancam kestabilan pemerintahan baru.
Setelah berjam-jam melakukan negosiasi dan lobi politik, Merz akhirnya berhasil meraih suara mayoritas pada pemungutan suara kedua. Momen ini menandai kemenangan penting bagi Merz, namun juga mencerminkan tantangan yang harus dihadapinya ke depan. Di tengah situasi politik yang kompleks, pencapaian ini menghindarkan Jerman dari periode ketidakstabilan yang lebih panjang.
Namun, drama yang terjadi di Bundestag ini mungkin akan meninggalkan bekas yang mendalam dalam politik Jerman. Beberapa pengamat mengkhawatirkan bahwa perpecahan ini dapat berpengaruh pada kerja sama antar partai di masa mendatang. Meski Merz berhasil menjadi Kanselir, tantangan untuk membangun koalisi yang solid masih harus dihadapi.
Friedrich Merz, yang dikenal sebagai sosok yang tegas dan berpengalaman, kini harus membuktikan kemampuannya untuk memimpin negara dalam kondisi yang tidak menentu. Sementara itu, rakyat Jerman dan anggota parlemen akan terus memperhatikan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan baru ini.
Friedrich Merz Kanselir Jerman pemungutan suara Bundestag