Seorang sejarawan terkenal di Aljazair, Mohamed Amine Belghit, baru-baru ini dipenjara setelah pernyataannya yang kontroversial tentang identitas Amazigh. Pernyataan tersebut disampaikan saat ia diwawancarai oleh Sky News Arabia, di mana Belghit mengklaim bahwa bahasa Amazigh adalah "proyek ideologis yang diciptakan oleh Prancis-Zionis".
Pernyataan ini menimbulkan reaksi keras di Aljazair, sebuah negara yang pada tahun 2016 mengakui bahasa Tamazight sebagai bahasa nasional. Belghit, yang juga seorang profesor universitas, mengatakan, "Tidak ada yang namanya budaya Amazigh. Tidak ada yang namanya Amazighness."
Akibat pernyataannya, Belghit ditangkap dan ditahan oleh pihak berwenang. Kantor Kejaksaan di pengadilan Dar El Beida mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu, menyatakan bahwa Belghit dituduh melakukan "kejahatan yang merusak persatuan nasional". Tuduhan ini termasuk tindakan yang menargetkan simbol-simbol negara dan republik serta penyebaran ujaran kebencian dan diskriminasi.
Reaksi terhadap komentar Belghit sangat besar. Media nasional mengutuk siaran tersebut dan menyebutnya sebagai "bentuk baru racun, kotoran, ketidaksopanan, dan penghinaan terhadap rakyat Aljazair". Komisi Tinggi untuk Amazighness juga menyatakan bahwa ada "pihak-pihak terisolasi" yang berusaha untuk mengacaukan stabilitas Aljazair.
Lebih lanjut, media nasional juga menuduh Uni Emirat Arab (UEA) telah "melanggar semua batas merah" dengan siaran tersebut, menyebut negara itu sebagai "mini-negara buatan".
Kasus ini mencerminkan ketegangan yang ada di Aljazair mengenai identitas budaya dan bahasa, serta perdebatan yang terus berlanjut tentang peran minoritas dalam masyarakat.
Aljazair sejarawan Amazigh penjara komentar kontroversial