Breaking News
    Ilmuwan Korea Temukan Cara Baru Pulihkan Penglihatan     Senator Tom Cotton Usulkan Undang-Undang Keamanan Chip     Misteri Struktur Kuno: Dari Puma Punku Hingga Stonehenge     Sindrom Spoan Ditemukan di Kota Kecil Brasil    

Banjir Melanda Sawah, Bupati Sugiri Sancoko Cari Solusi

Selama puluhan tahun, ratusan petani di kawasan Prengguk, Ponorogo, menghadapi kesulitan akibat sawah mereka sering tergenang banjir saat musim penghujan. Banjir ini sudah seperti kolam permanen yang merusak hampir 400 hektare sawah di lima desa. Penyebab utama dari banjir ini diduga kuat adalah luapan dari Bendungan Tropong.

Akibat banjir, banyak tanaman petani yang rusak dan gagal panen. Untuk mengatasi masalah ini, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengambil langkah nyata dengan turun langsung ke lapangan. Pada Sabtu, 3 Mei 2025, ia mengadakan pertemuan dengan ratusan petani yang terdampak di Desa Tatung, Kecamatan Balong. Forum ini bertajuk “Rembug Nyawiji Golek Solusi Bersama Kang Giri”, yang bertujuan untuk mencari solusi konkret bagi para petani.

Dalam diskusi tersebut, Kang Bupati mendengarkan keluhan para petani dari lima desa, yaitu Desa Sedarat, Purworejo, dan Tatung di Kecamatan Balong, serta Desa Bringinan dan Sendang di Kecamatan Jambon. Setelah mendengarkan keluhan, ia segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dalam dua jangka waktu: jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk solusi jangka pendek, Kang Bupati memutuskan untuk mengeruk sedimentasi, membersihkan sampah, dan membongkar mercu Dam Tropong. "Untuk solusi jangka pendek, besok Minggu kita jebol saja mercunya. Setelah itu kita akan bangun lagi, namun dengan ketinggian yang diturunkan,” jelas Kang Bupati.

Sementara untuk solusi jangka panjang, Bendungan Tropong akan direkonstruksi dengan penambahan pintu air serta menurunkan ketinggian mercu. Dengan demikian, diharapkan banjir tidak lagi melanda sawah para petani.

Selain itu, Kang Bupati juga membentuk gugus operasional pemeliharaan Bendungan Tropong. Gugus ini diberi nama “Paguyuban Lingkungan Nyawiji Bersatu (Paling Jitu)”, yang terdiri dari lima orang perwakilan dari setiap desa yang terdampak. "Untuk perawatan ke depan, kita bentuk paguyuban Paling Jitu. Tidak boleh gengsi, kita harus duduk bersama, mencari solusi bersama,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan para petani dapat kembali beraktivitas dan hasil pertanian mereka tidak terganggu oleh banjir di masa depan.

library_books Prokopim Ponorogo