Juru bicara khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, mengkritik media Barat mengenai cara mereka melaporkan perang antara Israel dan Gaza. Dalam unggahannya di platform media sosial X, Albanese mempertanyakan etika jurnalisme yang dimiliki oleh media Barat. "Media Barat arus utama: apakah masih ada rasa etika jurnalisme di dalam diri kalian?" tulisnya.
Kritik ini muncul setelah adanya klaim bahwa media Israel, Haaretz, lebih berani dalam mengungkapkan kekejaman perang dibandingkan dengan banyak organisasi berita Barat. Albanese telah beberapa kali mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap cara media dan badan internasional menyikapi krisis ini, yang ia anggap sebagai standar ganda dalam pelaporan.
Salah satu ahli bahasa dan jurnalis yang berbasis di Amerika Serikat, Abdulkader Assad, juga memberikan pandangannya. Ia menyatakan, "Bahasa adalah alat yang paling kuat di luar medan perang, dan media Barat menyadari hal ini serta menggunakannya dengan baik untuk keuntungan Israel." Pernyataan ini menyoroti pentingnya penggunaan bahasa dalam mempengaruhi opini publik.
Kritik terhadap media ini menunjukkan bahwa banyak orang merasa pelaporan tentang konflik di Gaza tidak seimbang dan cenderung memihak. Di tengah situasi yang semakin memanas, perhatian dunia terhadap pelaporan yang akurat dan fair menjadi semakin penting.
media PBB Gaza perang pelaporan