Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Gedung bekas STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) menyimpan sejarah berharga tentang perjuangan dan persahabatan dua perempuan hebat, Marie Thomas dan Anna Warouw. Mereka adalah pelopor dokter perempuan di Indonesia dan menjadi simbol kekuatan perempuan pada masa lalu.
Marie Thomas adalah murid perempuan pertama yang berhasil diterima di STOVIA pada tahun 1912. Pada waktu itu, ia satu-satunya perempuan di antara 180 murid laki-laki. Dua tahun setelahnya, Anna Warouw juga bergabung di STOVIA. Keduanya menjadi sahabat karib dan dikenal sebagai "De Tweeling" atau "Si Kembar", meskipun tidak memiliki hubungan darah.
Pada tahun 1922, Marie Thomas lulus dari STOVIA dan menjadi perempuan pertama di Indonesia yang mendapatkan gelar Indische Arts atau Dokter Hindia. Ia ditugaskan di rumah sakit terbesar di Batavia, yaitu Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting, yang sekarang dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo. Marie dikenal sangat berbakat di bidang kedokteran, khususnya dalam ginekologi dan kebidanan.
Marie Thomas bersama suaminya, Mohammad Jusuf, mendirikan Sekolah Kebidanan di Bukittinggi pada tahun 1950. Sekolah ini merupakan sekolah kebidanan pertama di Sumatera dan kedua di Indonesia. Ia juga menjadi pionir dalam pengendalian kelahiran dengan metode kontrasepsi Intrauterine Device (IUD).
Anna Warouw lulus dari STOVIA pada tahun 1924. Setelah itu, ia menikah dan mengikuti suaminya, Jean Edouard Karamoy, ke Belanda. Suaminya melanjutkan pendidikan tingkat Doktor di Jerman, sementara Anna mengambil spesialisasi otorinolaringologi di Universitas Leiden, Belanda.
Setelah kembali ke Indonesia, Anna Warouw bekerja di Laboratorium Tanah Tinggi Jakarta dan juga pernah menjadi dokter untuk jemaah haji di Bontai, Makassar. Saat pendudukan Jepang, Anna bersama dokter Sardjito menjadi dokter partikelir ahli hidung di Rumah Sakit Semarang, yang kini dikenal sebagai RS Dr. Kariadi. Anna juga bekerja di Lembaga Pasteur di Bandung.
Anna Warouw dan suaminya kemudian kembali ke Manado, di mana Anna bekerja di laboratorium Rumah Sakit Umum Gunung Wenang dan mengajar di Universitas Sam Ratulangi. Kisah Marie Thomas dan Anna Warouw tidak hanya mencerminkan perjuangan perempuan di bidang pendidikan dan kedokteran, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus berjuang demi kesetaraan dan kemajuan.
Museum Kebangkitan Nasional Marie Thomas Anna Warouw dokter perempuan STOVIA