Pada tahun 2016, Elissa Butterfield, seorang perempuan berusia 25 tahun asal Los Angeles, memulai perjalanan karier yang mengubah hidupnya. Ia bergabung dengan tim Elon Musk, yang saat itu belum sepopuler sekarang. Kekayaan Musk saat itu sekitar $10 miliar, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kekayaannya yang kini mencapai lebih dari $300 miliar.
Selama dua tahun, Butterfield bekerja sebagai asisten eksekutif Musk. Tugasnya sangat beragam, mulai dari mengatur jadwal harian hingga menangani berbagai prioritas Musk yang cepat berubah. Dari membantu menyelamatkan anak-anak di gua di Thailand hingga merencanakan proyek-proyek unik untuk Tesla, Butterfield menjadi tangan kanan Musk dalam menjalankan berbagai bisnisnya.
Dia juga bertanggung jawab untuk mengatur panggilan dengan para investor, mengubah jadwal rapat, dan menangani berbagai proyek yang melibatkan Tesla dan SpaceX. "Saya merasa dia sangat setia dan pasti sangat efektif," kata seorang mantan karyawan SpaceX tentang Butterfield.
Pada tahun 2018, Butterfield naik jabatan menjadi bagian dari operasional di Tesla dan SpaceX. Namun, pada tahun 2022, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan di bawah Musk.
Saat ini, Butterfield memanfaatkan pengalaman dan koneksinya di dunia investasi. Sejak bergabung dengan Island Green Capital Management, sebuah perusahaan modal ventura yang berlokasi di Los Angeles pada tahun 2024, Butterfield telah membantu perusahaan tersebut melakukan investasi di xAI dan SpaceX, dua perusahaan yang tumbuh paling cepat di bawah kepemimpinan Elon Musk.
Dengan latar belakang yang kuat dan pengalaman langsung bekerja dengan salah satu pengusaha terkemuka di dunia, Butterfield kini menjadi salah satu sosok yang diperhitungkan dalam dunia investasi. Ia menunjukkan bahwa pengalaman kerja yang luar biasa dapat membuka banyak peluang baru.
Elissa Butterfield Elon Musk investasi SpaceX Tesla