Washington D.C. – Tarif yang dikenakan oleh Presiden Donald Trump telah menuai banyak kritik dari para ekonom, pebisnis, Wall Street, dan sebagian besar masyarakat Amerika. Namun, satu sekutu tak terduga muncul: Shawn Fain, presiden serikat pekerja United Auto Workers (UAW).
Selama kampanye 2024, Fain mengkritik Trump. Kini, ia menyebut tarif tersebut sebagai langkah untuk "mengakhiri bencana perdagangan bebas yang telah menghancurkan komunitas kelas pekerja selama beberapa dekade." Pernyataan ini menunjukkan perubahan pandangan yang signifikan dari seorang pemimpin serikat pekerja yang sebelumnya skeptis terhadap kebijakan Trump.
Selain UAW, International Brotherhood of Teamsters, salah satu serikat pekerja terbesar di negara ini, juga mendukung kebijakan tarif tersebut. Dukungan ini menunjukkan bahwa ada beberapa serikat pekerja yang melihat tarif sebagai cara untuk melindungi pekerjaan Amerika di sektor-sektor tertentu.
Namun, dukungan dari serikat pekerja tidaklah bulat. Banyak serikat pekerja telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendorong adanya tarif dan kebijakan perlindungan yang mereka percaya dapat membantu menyelamatkan pekerjaan di industri mereka. Tetapi, ada kekhawatiran bahwa tarif yang diberlakukan Trump dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan dan, ironisnya, dapat berdampak negatif pada kelas pekerja yang ingin mereka lindungi.
Situasi ini memberikan tantangan bagi serikat pekerja yang selama ini percaya bahwa tarif adalah solusi bagi pekerja Amerika. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, dukungan untuk kebijakan ini dapat memicu perdebatan baru di kalangan serikat pekerja dan anggota mereka.
Kebijakan tarif ini menjadi sorotan karena bisa jadi tidak semua serikat pekerja sepakat dengan langkah ini. Pertanyaan besar yang muncul adalah, di mana posisi serikat pekerja yang telah lama berargumen bahwa tarif baik untuk pekerja Amerika? Masyarakat dan anggota serikat pekerja kini menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan ini dan dampaknya terhadap dunia kerja di Amerika.
Donald Trump tarif serikat pekerja UAW ekonomi