Sejumlah veteran Angkatan Pertahanan Israel (IDF) yang tergabung dalam organisasi "Breaking the Silence" telah mulai bersuara mengenai tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki. Mereka mengungkapkan pengalaman mereka selama bertugas di Gaza dalam konflik yang masih berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas.
Organisasi ini bertujuan untuk memberikan perspektif lain tentang situasi yang terjadi di wilayah tersebut. Dalam wawancara yang dilakukan oleh "Breaking the Silence," beberapa mantan tentara menceritakan pengalaman pribadi mereka saat berada di garis depan konflik. Mereka berbagi cerita yang menggambarkan tantangan dan dilema moral yang mereka hadapi selama bertugas.
Nadav Weiman, direktur "Breaking the Silence," menjelaskan pendekatan Israel dalam membagi dan mengontrol Jalur Gaza. Menurutnya, strategi ini telah menyebabkan banyak dampak negatif bagi penduduk sipil di daerah tersebut. Ia menekankan pentingnya untuk memahami sisi kemanusiaan dari konflik ini.
"Kami ingin orang-orang mendengar suara kami dan memahami apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," kata Weiman. "Banyak orang tidak menyadari bahwa di balik setiap berita ada cerita-cerita manusia yang menyakitkan."
Veteran lainnya juga menambahkan bahwa mereka merasa ada tanggung jawab moral untuk berbagi pengalaman mereka. Mereka percaya bahwa bersuara adalah langkah penting untuk menumbuhkan kesadaran tentang realitas yang dihadapi oleh rakyat Palestina dan juga tentara Israel.
Melalui inisiatif ini, "Breaking the Silence" berharap dapat membuka dialog tentang konflik yang telah berlangsung lama ini, serta mengajak masyarakat untuk berpikir kritis tentang apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat.
Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama bertahun-tahun dan terus menyebabkan penderitaan bagi banyak orang. Dengan bersuara, veteran ini berharap dapat membawa perubahan dan mengakhiri siklus kekerasan yang tidak pernah berujung.
IDF veteran Gaza West Bank perang Hamas