Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Meta, baru saja menjadi saksi pertama dalam sidang pengadilan antitrust yang melibatkan perusahaan teknologi besar ini. Sidang tersebut diadakan oleh Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) yang menuduh Meta telah menciptakan monopoli di dunia media sosial.
Tuduhan ini muncul karena Meta, yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook, mengakuisisi beberapa aplikasi populer seperti Instagram dan WhatsApp. Pemerintah berargumen bahwa melalui akuisisi tersebut, Meta telah menghilangkan persaingan yang sehat dan menguasai pasar media sosial secara tidak adil.
Dalam sidang yang berlangsung baru-baru ini, Zuckerberg menjelaskan strategi perusahaan dalam mengakuisisi aplikasi-aplikasi tersebut. Dia menegaskan bahwa akuisisi tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan tidak dimaksudkan untuk menghilangkan pesaing.
Namun, pihak FTC berpendapat sebaliknya. Mereka beranggapan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Meta justru menciptakan kekuatan pasar yang tidak seimbang, yang merugikan inovasi dan pilihan bagi pengguna media sosial. "Kami percaya bahwa konsumen berhak mendapatkan lebih banyak pilihan, bukan hanya terjebak dalam satu platform besar," kata perwakilan FTC.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi besar beroperasi di masa depan. Jika Meta dinyatakan bersalah, bisa ada perubahan besar dalam cara perusahaan teknologi melakukan akuisisi dan beroperasi di pasar.
Pengadilan ini juga memicu diskusi lebih luas tentang regulasi industri teknologi. Banyak yang berpendapat bahwa sudah saatnya pemerintah bertindak lebih tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang terlalu besar dan mendominasi pasar.
Sidang ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan. Keputusan akhir dari pengadilan ini akan sangat penting tidak hanya bagi Meta, tetapi juga bagi seluruh industri teknologi dan pengguna media sosial di seluruh dunia.
Meta Zuckerberg antitrust monopoli Instagram WhatsApp