Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyj, telah mengajak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengunjungi Ukraina sebelum Trump melakukan kesepakatan damai dengan Rusia. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh CBS, Zelenskyj menyatakan, "Anda akan memahami apa yang telah dilakukan Putin." Pernyataan ini disampaikan saat Zelenskyj berada di kota asalnya, Krywyj Rih.
Krywyj Rih menjadi sorotan setelah terjadi serangan roket Rusia pada 4 April lalu, yang mengakibatkan 19 orang tewas, termasuk sembilan anak-anak dan remaja. Serangan ini mengguncang masyarakat internasional dan menunjukkan betapa seriusnya situasi di Ukraina.
Setelah wawancara tersebut, Ukraina kembali mengalami serangan. Pada hari Minggu, serangan roket di kota Sumy menewaskan 34 orang dan melukai setidaknya 117 orang. Insiden ini memicu kemarahan dan keprihatinan di seluruh dunia. Presiden Trump sendiri mengomentari serangan tersebut dengan mengatakan, "Saya pikir itu sangat mengerikan."
Dalam wawancara yang ditayangkan pada hari Minggu, Zelenskyj menyatakan bahwa ia merasa pandangan Rusia terhadap perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini mulai mendominasi pemikiran di kalangan pejabat AS. Ia menyoroti ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Wakil Presiden JD Vance, yang terjadi saat kunjungan ke Gedung Putih pada akhir Februari.
Trump berkomitmen untuk mengakhiri perang ini dan memiliki hubungan dekat dengan Kremlin melalui utusan khususnya, Steve Witkoff. Sebelum serangan di Sumy, Trump menyatakan bahwa negosiasi tampaknya berjalan lancar. Namun, serangan terbaru ini menunjukkan bahwa situasi di Ukraina masih sangat tegang dan berbahaya.
Dengan situasi yang semakin memburuk, ajakan Zelenskyj kepada Trump untuk datang ke Ukraina menjadi semakin mendesak, agar pemimpin Amerika itu dapat melihat langsung dampak dari konflik yang terjadi di negaranya.
Zelenskyj Trump Ukraina Rusia perang