Breaking News
Robbie Williams Ungkap Rasa Tidak Nyaman saat Didekati Penggemar     Ikan Sea Robin: Ikan Unik yang Bisa "Berjalan" di Dasar Laut     Trump Tolak Usulan Serangan Israel ke Iran untuk Negosiasi     Phil Rosenberg Pertemukan Menteri Luar Negeri Israel di London     Kisah Para Aktivis: Melawan Penindasan di Seluruh Dunia    

Tingkat Serangan Fisik Terhadap Jurnalis Meningkat di Jerman

Jumlah serangan fisik terhadap jurnalis di Jerman mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2023, tercatat 69 kasus serangan, dan jumlah ini meningkat menjadi 98 kasus pada tahun 2024. Ini adalah angka tertinggi yang pernah dicatat sejak pengawasan jangka panjang dimulai oleh Europäisches Zentrum für Presse- und Medienfreiheit pada tahun 2015.

Pada tahun 2015, terdapat 44 serangan yang diverifikasi. Setelah itu, angka serangan sempat menurun, dengan titik terendah terjadi pada tahun 2017, ketika hanya ada sepuluh serangan fisik. Namun, pada tahun 2020, saat pandemi COVID-19 mulai menyebar, jumlah serangan kembali meningkat menjadi 69 kasus. Sejak saat itu, angka serangan tidak pernah turun di bawah level sebelum pandemi.

Menurut studi, jurnalis yang bekerja di demonstrasi adalah yang paling sering menghadapi agresi. Selain adanya kekerasan dari kelompok kanan, tahun lalu juga terjadi banyak serangan fisik terhadap jurnalis, terutama dalam konteks demonstrasi pro-Palestina akibat konflik di Timur Tengah. Hal ini menunjukkan adanya pembatasan terhadap kebebasan pers.

Freelancer jurnalis merupakan kelompok yang paling rentan dan kurang terlindungi. Mereka sering kali tidak memiliki dana untuk menyewa tim keamanan saat meliput demonstrasi dan kesulitan dalam menegakkan hak-hak hukum mereka secara efektif. Di sisi lain, jurnalis lokal juga menghadapi tekanan yang besar, dengan kondisi kerja yang semakin memburuk. Menurut penulis studi, Peltz, hal ini disebabkan oleh kekurangan staf, beban kerja yang tinggi, dan kurangnya sumber daya finansial. Selain itu, banyak jurnalis lokal tinggal di daerah yang mereka liput, sehingga mereka sering kali menghadapi agresi yang juga menyerang kehidupan pribadi mereka.

Rekan penulis studi, Haynert, menekankan bahwa perlindungan untuk jurnalis masih sangat kurang. Ia menyarankan agar jurnalis yang terancam dapat lebih mudah menghapus data mereka dari daftar publik, sehingga pelaku kekerasan tidak dapat dengan mudah menemukan alamat mereka. Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum yang lebih tegas terhadap ujaran kebencian di media sosial dan perlunya memperhatikan perlindungan bagi jurnalis freelance.

Isu ini menjadi semakin mendesak di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan politik, di mana jurnalis berperan penting dalam menyampaikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada publik.

library_books Tagesschau