Semarang, Jawa Tengah - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menegaskan bahwa peran guru tetap tidak tergantikan meskipun di tengah kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin memudahkan proses pembelajaran. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI, Prof Unifah Rosyidi, pada acara di Semarang pada hari Sabtu.
Dalam sambutannya, Prof Unifah menekankan pentingnya keberadaan guru dalam dunia pendidikan. "Itu yang selalu kami usahakan kepada pemerintah bahwa jangan sampai kekurangan guru. Karena guru itu sangat penting," ujarnya. Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, peran guru dalam mendidik dan membimbing siswa masih sangat diperlukan.
Prof Unifah menambahkan bahwa meskipun ilmu pengetahuan kini dapat diakses dengan mudah melalui berbagai mesin pencari di internet, kehadiran guru tetap krusial. "Ilmu pengetahuan mungkin lebih mudah dipelajari dengan bantuan AI, tetapi tetap tidak bisa menggantikan peran guru," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa interaksi langsung antara guru dan siswa sangat berharga dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, PGRI berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebutuhan akan tenaga pengajar yang berkualitas. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menerima pendidikan yang terbaik dan tidak hanya mengandalkan teknologi semata. Para guru diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tanpa kehilangan peran utama mereka sebagai pendidik.
Kesimpulannya, meskipun kecerdasan buatan memberikan banyak kemudahan dalam belajar, peran guru tetap tidak tergantikan dan sangat penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan siswa. PGRI akan terus berjuang untuk memastikan keberadaan guru yang memadai di seluruh Indonesia.
PGRI guru AI kecerdasan buatan pendidikan