Dalam sebuah serangan rudal yang terjadi di kota Sumy, Ukraina, lebih dari 20 orang dilaporkan tewas. Serangan ini terjadi saat warga setempat berkumpul untuk merayakan Palm Sunday, sebuah hari penting dalam tradisi Kristen.
Menurut informasi dari Artem Kobsar, wali kota Sumy, dua rudal balistik menghantam pusat kota. "Pada Palm Sunday yang cerah ini, komunitas kami mengalami tragedi yang mengerikan. Sayangnya, kami sudah mengetahui lebih dari 20 orang tewas," ungkap Kobsar.
Data dari kantor Jaksa Agung Ukraina menyebutkan bahwa total korban tewas mencapai 21 orang. Selain itu, sebanyak 83 orang mengalami luka-luka, termasuk tujuh di antaranya adalah anak-anak. Ihor Klymenko, Menteri Dalam Negeri Ukraina, menambahkan informasi tentang korban yang terluka.
Presiden Volodymyr Zelenskyj menyatakan bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung di Sumy. "Hanya orang-orang yang sangat jahat yang bisa berbuat seperti ini - mengambil kehidupan orang-orang biasa," kata Zelenskyj. Ia juga menyerukan reaksi internasional terhadap serangan ini, menekankan bahwa "percakapan tidak pernah menghentikan rudal balistik dan bom. Yang diperlukan adalah sikap terhadap Rusia yang layak diterima oleh seorang teroris."
Andrij Kowalenko, kepala pusat Ukraina untuk melawan disinformasi, mengaitkan serangan ini dengan kunjungan Steve Witkoff, utusan khusus AS, ke Rusia. "Rusia membangun semua diplomasi yang disebutnya ... berdasarkan serangan terhadap warga sipil," tulis Kowalenko di media sosial.
Witkoff sebelumnya telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun antara Rusia dan Ukraina.
Serangan ini menambah daftar panjang tragedi yang dialami oleh Ukraina selama konflik yang berkepanjangan. Masyarakat internasional diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap situasi ini dan mendukung Ukraina dalam menghadapi tantangan berat ini.
serangan rudal Rusia Sumy Ukraina Palm Sunday korban