Minyak sapi, yang terbuat dari jaringan lemak sapi yang dilelehkan, sedang naik daun di kalangan konsumen Amerika. Banyak restoran dan konsumen kini mulai beralih dari minyak biji-bijian ke minyak sapi, karena mereka menganggap minyak sapi memberikan rasa yang lebih baik pada makanan. Beberapa merek bahkan mulai mempromosikan pergeseran ini, mendukung penggunaan minyak sapi sebagai alternatif yang lebih sehat.
Namun, para pejabat industri pertanian memperingatkan bahwa peralihan besar-besaran dari minyak biji-bijian tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Mereka menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa minyak biji-bijian, seperti minyak kedelai dan minyak kanola, tidak sehat. Menurut Departemen Pertanian AS, tahun lalu, negara tersebut memproduksi sekitar 15 miliar pon minyak kedelai yang dapat dimakan, sedangkan minyak sapi hanya sekitar 1 miliar pon.
Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat, Robert F. Kennedy Jr., bersama pendukung agendanya "Make America Healthy Again", telah menyatakan dukungan terhadap penggunaan minyak sapi. Mereka percaya bahwa minyak biji-bijian dapat membahayakan kesehatan masyarakat Amerika.
Meskipun popularitas minyak sapi meningkat, tidak semua minyak sapi dapat dimakan, dan produksi daging sapi juga mengalami perlambatan karena jumlah ternak yang semakin menurun. Beberapa pejabat industri daging skeptis bahwa restoran dapat sepenuhnya beralih dari minyak biji-bijian. Meskipun demikian, industri daging menyambut baik peningkatan permintaan akan minyak sapi ini.
Dengan berbagai pendapat yang ada, tampaknya perdebatan mengenai penggunaan minyak sapi dan minyak biji-bijian akan terus berlanjut. Konsumen diharapkan dapat membuat pilihan yang lebih baik dan lebih sehat untuk diri mereka sendiri.
minyak sapi konsumen minyak biji kesehatan restoran